Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

Cerpen: LOVE STATEMENT

 Oleh: David Linda Lidapranata Angin berhembus masuk melalui jendela kelas yang sedikit terbuka sehingga mengibaskan rambut panjang jane. Tengkuk indah milik jane tersingkap, karena hembusan angin tersebut. Aku yang sedari tadi memerhatikanya dari lorong mendadak malu, karena merasa aneh bahwa diriku berterimakasih kepada angin yang baru saja lewat. Aku sudah menyukai jane sejak SMP. Aku tahu ini terdengar bodoh, karena aku tidak pernah menyatakan perasaanku kepadanya. Bagaimanapun… itu bukanlah hal yang mudah untuk aku lakukan. Jane merupakan gadis yang cantik dan terbaik dalam akademi di angkatanya. Angkatanya? Kalian heran? Ya. Aku menyukai wanita yang merupakan kakak tingkatku. Aku pertama kali mengenalnya saat masa-masa ospek di SMP. Saat itu, Jane menjadi salah satu anggota OSIS, sekaligus kakak tingkat yang bertanggung jawab atas kegiatan ospek. Perlu aku akui, Jane sudah cantik bahkan sejak saat itu. Bukan karena aku menyukainya, tapi dia memang primadona. Selalu! Jane

Cerpen: Pentingnya Sex Education Sejak Dini

  Oleh: Fatma Amelia      Pagi hari merupakan suasana dimana semua orang bersiap-siap untuk memulai kegiatan mereka. Begitupun denganku, yang sekarang adalah mahasiswa jurusan P sikologi. Namaku Audie, dan hari ini a ku ada jadwal kelas pagi dan harus cepat-cepat untuk berangkat menuju kampusku. Aku sampai di Fakultas, 5 menit sebelum waktu kelas dimulai sehingga a ku langsung bergegas menuju kelas. Selama jam perkuliahan berlangsung, dosenku menyinggung tentang pelecehan seksual terhadap anak kecil yang akhir-akhir ini semakin ramai. Entah mengapa hal itu membuatku mengingat kembali kejadian yang k u alami dulu sewaktu a ku duduk di bangku kelas X .       Hari itu, a ku hendak pulang dari sekolah tepatnya pada pukul 12:30. Aku sedang menunggu bis yang biasanya ku naiki setiap kali pulang dari sekolah. Aku menunggu agak lama di halte itu, sesaat kemudian ada seorang lak i -laki yang kira-kira berumur kepala 3 datang menghampiriku dari arah kanan. Dia duduk di sampingku yang posisi

TUHAN MENETAPLAH DIHATIKU

Oleh : Vina Soraya Aku bukan lagi anak SMA usiaku sudah 20 tahun. Sudah tiga tahun aku berkuliah dan merantau dikota orang. Disinilah awal kisahku menemukan jatidiri dan kehilangan pegangan hidupku. Setiap hari yang kurasa hanya cemas dan gelisah. Sungguh rasa ini dilluar kendaliku. *** Tiga tahun yang lalu, aku berangkat merantau di sebuah kota tempat kuliahku. Umumnya merantau akan menjadi suatu hal berat bagi mereka yang terbiasa menggantungkan hidupnya kepada orang tua. Namun ini tidak berlaku padaku karena aku sudah terbiasa mandiri sejak kecil. Bagaimana tidak mandiri, ibuku sudah damai dipelukan Tuhan sewaktu aku masih bersekolah dibangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) sehingga aku lah yang harus mengurusi seluruh pekerjaan rumah .Aku anak kedua dari dua bersaudara, kakak ku laki - laki sehingga satu rumah hanya aku sendiri yang wanita. Jadi, mau tidak mau akulah ibu rumah tangga pengganti ibuku sejak dahulu. Kepergian ibuku membuatku sangat terpukul. Karena beliaulah ya

Tujuh Hari Terakhir Bersama Ibu

Oleh : Dwi Alfi Rahmatin Nampaknya matahari enggan bersinar hari ini. Hujan sudah mengguyur sejak 3 jam yang lalu dan sekarang pukul 8 pagi, berarti sekitar pukul lima pagi tadi Jogja sudah basah karena hujan. Aku masih dengan piyamaku berjalan malas menuju dapur, membuka kulkas dan mencari makanan. Disana hanya ada dua helai roti tawar, separuh botol selai coklat dan seperempat kotak susu. Aku mulai mengoleskan selai di atas roti dan menuangkan susu dalam gelas. Setidaknya makanan ini mengganjal perutku yang sudah keroncongan dari tadi. Dari arah dapur aku tatap keluar jendela, hujannya sudah berganti menjadi gerimis, mungkin sebentar lagi reda. Kebetulan hari ini hari sabtu, aku tidak mempunyai banyak kegiatan yang harus aku lakukan. Aku hanya perlu berbelanja untuk mengisi ulang kebutuhan kulkasku, tapi itu bisa dilakukan nanti ketika hujan sudah reda. Rumahku juga tidak jauh dari pusat pebelanjaan jadi kegiatan itu bisa dilakukan setiap saat kapanpun aku mau dan bukan kebutuhan