Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label OPINI

Bebas Tapi Dirampas

oleh : Tri Widagdo Kebebasan berekspresi dan berpendapat sekarang ini menjadi satu hal yang sangat mahal harganya. Meskipun kebebasan itu sudah diatur dalam UU No.12 Tahun 1998, nyatanya sungguh berbanding terbalik dengan realita yang ada. Tak henti-hentinya kasus persekusi terjadi kepada pihak-pihak yang menyuarakan pendapatnya. Belum lama ini terjadi pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara USU (Universitas Sumatra Utara). Seluruh pengurus dari lembaga tersebut dipecat oleh Runtung Sitepu, Rektor USU lantaran sebuah cerita pendek (cerpen) yang diterbitkan oleh Suara USU di media   online web suarausu.co. Cerpen berjudul “Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya” menjadi sebab dipecatnya seluruh pengurus Suara USU. Cerpen yang diterbitkan pada 12 Maret 2019 dan ditulis Yael Stefani Sinaga oleh Runtung Sitepu dianggap mengandung konten pornografi dan mengkampanyekan gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Awalnya cerpen ini tak banyak dipermasalahka

Sungai di Indonesia Tercemar ?

Oleh : Vina Soraya Air merupakan aspek kehidupan yang paling penting untuk keberlangsungan hidup makhluh hidup. Semua makhluk hidup sangat bergantung akan keberadaan air, tak terkecuali manusia. Manusia membutuhkan air untuk metabolisme tubuh. Air telah disediakan alam dalam jumlah yang sangat banyak. Daya akses terhadap air dipengaruhi oleh siklus hidrologi. Sungai menjadi salah satu akses mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Akan tetapi beberapa tahun belakang ini kondisi sungai di Indonesia sendiri banyak yang tercemar. Pencemaran ini dapat dikategorikan diantaranya tercemar berat, tercemar ringan,sedang, kritis, dan layak. Kondisi sungai yang tercemar digambarkan dengan keadaan air disungai tersebut. Air sungai yang tercemar umumnya akan keruh dan berwarna coklat hingga kehitaman disertai bau yang menyengat. Penyebab air sungai tercemar diantaranya karena masuknya polutan atau zat – zat kimia pada air tersebut. Polutan ini dapat bersumber dari limbah Industr

Tukang Sayur Inspirasi

Oleh : Gigih Revanda Tukang sayur penunggu dini hari sampai siang hari, kebanyakan dari kita (apalagi yang tinggal di komplek perumahan) pasti pernah mersasakan malasnya pergi ke pasar-pasar dan mendengar suara panggilan mereka, Sayuuuur. Sayur Bu. begitu khas teriakan mereka. Dulu, waktu saya masih bekerja kantoran dan masih tinggal bersama orang tua, suara teriakan ini adalah salah satu suara yang hampir setiap pagi saya dengarkan. Suaranya mengalahkan indahnya suara kicauan burung di pagi hari. Kadang-kadang saya sampai merasa jengkel dibuatnya, apalagi kalau si tukang sayur pas di dalam pasar, suaranya lumayan keras loh. Walaupun begitu mama saya dan para saydara selalu memperhatikan si mba tukang sayur, karena memang lokasi pasar cukup jauh dari perumahan di mana kami tinggal. Tidak sekali dua-kali, hampir setiap libur kerja saya disuruh belanja oleh nyokaf tersayang, dan sebagai anak yang baik hati dan tidak sombong tentu saya bersedia. Tapi sebenarnya saya paling malas ka

“ NGOPI ”

Oleh : Abd. Rouf Rizqon Mahasiswa merupakan salah satu generasi pnerus bangsa yang diyakini mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal itu dikarenakan mahasiswa adalah termasuk kaum atau golongan cendekiawan serta intelektual. Harapan masyarakat terhadap mahasiswa adalah agar bisa menjadi salah satu aset yang sangat dibutuhkan bagi bangsa dengan memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia. Ketika menyandang gelar mahasiswa, bukan zamannya lagi menjadi sekedar pelaku pasif akan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, melainkan menjadi pelaku dari perubahan tersebut demi menyampaikan aspirasi masyarakat untuk lebih baik, adil dan makmur. Tridharma perguruan tinggi merupakan suatu amanah yang berada di pundak mahasiswa yang diwajibkan oleh perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 ayat 9). Tuntutan dari 3 pilar tersebut yang membuat para m

MANIS PAHIT UTANG INDONESIA

Oleh : Andi Dwi Setiawan Suhu politik akhir-akhir ini mulai memanas, banyak pihak yang mulai menjelek-jelekan pihak lainnya dan berusaha mempengaruhi orang banyak. Salah satu halnya yaitu dengan membawa topik utang Negara Indonesia sebagai pembicaraan dan pembahaan di berbagai media komunikasi mulai dari digital maupun cetak, baik dunia nyata maupun di dunia maya. Ada sebagian pihak yang memanas-manasi masyarakat umum dengan naiknya utang Bangsa Indonesian untuk menjelekan tokoh dalam pemerintahan. Mereka menjalankan aksinya mulai dari kicauan melalui media sosial salah satu contohnya adalah twitter. Sehingga sebagian masyarakat terpengaruh dengan hal tersebut. Pembahasan ini ramai di bincangkan di talkshow dan program –program tv yang mendatangkan tamu undangan yang berkencimpung dan memahami betul tentang perekonomian dan utang Indonesia. Setiap hari pada saat itu dalam stasiun tv khusus menyajikan berita ramai dengan pembahasan tersebut, hal ini dilakukan agar masyarakat umum

Adu Gengsi Demi Melanjutkan Study ke Perguruan Tinggi

Oleh : Imam Nur Huda Akhir-akhir ini mungkin adalah hari-hari “dilema” untuk adik-adik kita kelas 12 SMA. SNMPTN, SBMPTN, Ujian Mandiri, ataupun jalur penerimaan mahasiswa baru mulai memenuhi isi kepala mereka. Tidak kurang dari 6 bulan lagi mereka telah berganti nama dari siswa menjadi mahasiswa, tingkatan tertinggi dari siswa. Mengemban predikat mahasiswa adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi adik-adik kita apalagi jika kampus yang mereka lanjutkan untuk menuntut ilmu mempunyai akreditasi dan nama yang tersohor. Bukan hanya mereka saja yang bangga jika masuk pada kampus yang diminati, namun orang sekitar pasti akan senang juga mendengar hal tersebut. Setiap tahun hal-hal semacam itu tidak asing terjadi pada masyarakat era globalisasi ini. Berbagai cara dan siasat mereka lakukan untuk masuk pada kampus yang mereka impikan. Mulai dari mengikuti bimbingan, mengerjakan berbagai bank soal, bertanya pada alumni yang sudah masuk pada kampus tersebut, dan banyak lagi cara yang dilak

Tantangan Moral Kepemudaan di Era Globalisasi

Oleh :  Moh. Ata Alfa Rasda Kondisi negara Indonesia yang saat ini tengah gencar dalam pembangunan, baik pembangunan infrastruktur maupun bidang-bidang lain yang membutuhkan   pembaharuan, misalnya pembangunan karakter melalui pendidikan. Hal tersebut terjadi karena faktor globalisasi yang mendorong suatu negara untuk melakukan sebuah perubahan-perubahan guna kemajuan negara tersebut. Negara yang tidak mau mengikuti arus globalisasi, maka dapat dipastikan negara tersebut akan tertinggal dengan sendirinya karena dengan adanya globalisasi dapat merubah taraf kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik dengan kemajuan-kemajuan yang ada. Namun globalisasi tidak sepenuhnya memberikan dampak positif kepada bangsa, akan tetapi juga dampak negatif.        Sebuah pendidikan perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus bangsa khususnya anak-anak dan remaja, karena mereka menjadi tonggak kemajuan negara di masa yang akan datang. Pendidikan tak hanya melalui bangku sekolah ataupun

“Indonesia Zaman Now”

Oleh :  Eka desy novitasari Indonesia zaman now dimana penduduk yang paling banyak berpenghuni adalah generasi milenial.   Generasi milenial lahir dan tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Milenial ( juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demogafi setelah generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok generasi ini. Para ahli dan peneliti biaasnya menngunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan taun 1990-an hngga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Dengan adanya generasi milenial di Indonesia memberikan bonus demografi yang akan berdampak positif serta potensi yang besar bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi yaitu penduduk yang berpenghuni di Indonesia sebagian besar adalah penduduk yang usia produktif sehingga angka ketergantungan yang terjadi akan semakin rendah. Kita banyak melihat bahwa generasi milenial tidak akan pernah lepas dari hal-hal yang berbau te

FEMINISME ABAL-ABAL

Oleh :  Ahcmad Ridwan Palili Siapa yang tak mengenal Mary Wallstonecraft, Betty Friedan, Malala Yousafzai atau R.A Kartini. Tak hanya di kalangan perempuan, mereka sangat tersohor di kalangan masyarakat umum dan dunia. Ya, mereka adalah beberapa tokoh emansipasi perempuan yang memperjuangkan hak-hak setara antara kaum perempuan dan laki-laki dalam hal pendidikan, ekonomi, sosial dan aspek kehidupan lainnya. Karena perjuangan wanita-wanita luar biasa ini, banyak hal yang berubah dari kehidupan perempuan di dunia yang tadinya terbelakang. Mulai dari banyaknya perempuan yang muncul di kancah dunia dengan segudang prestasi dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan yang membuktikan bahwa sudah ada kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam hal pendidikan. Hingga pada bermunculannya beberapa tokoh perempuan yang menyumbangkan pikirannya untuk perekonomian dunia, bahkan ada yang sampai menjadi orang nomor satu di negaranya. Inilah esensi dari emansipasi yang sebanarnya. Ini

Republik Media

oleh : Muhammad Saifuddin Zuhri Penemuan aksara sebagai media komunikasi agaknya menjadi awal perubahan budaya komunikasi dari teknik paling primitif, mulut ke telinga (nb: bukan mulut ke mulut) menuju budaya komunikasi jarak jauh. Dengan aksara, hambatan ruang dan waktu dalam penyampaian informasi dapat diatasi, meskipun informasi dari informan tidak tersampaikan secara sempurna. Abad 1 Masehi ketika kertas ditemukan, budaya komunikasi aksara semakin viral dengan berbagai kelebihannya. Kemudian disusul komunikasi dan informasi jarak jauh (telekomunikasi dan teleinformasi) audio melalui radio dan telepon, dilanjutkan telekomunikasi dan teleinformasi (telkominfo) audio visual melalui tv dan kamera. Akhir abad 20 Masehi lahir jenis-jenis media telkominfo baru bersamaan dengan menetasnya teknologi internet . Berbagai jenis media telkominfo tersebut bertujuan untuk memudahkan penyampaian maupun pertukaran informasi. Indonesia yang tidak lepas dari peradaban dunia juga merasak