Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Teka – Teki Gedung Kosong

Ketika kita perhatikan daerah sekitar F.MIPA, disebelah timurnya terdapat sebuah gedung megah tak berpenghuni berlantai 4 yang baru dibangun sekitar Juni 2009 kemarin. Gedung tersebut bernama “rusunawa”. Di dalam gedung itu terdapat sekitar 92 kamar tidur, 48 kamar mandi, dan 2 kamar teknisi. Pada lantai 1 terdapat halaman kecil yang akan difungsikan untuk lahan parkir khusus pemilik kendaraan, penghuni rusunawa tersebut. Gedung ini masih belum 100% selesai, jadi saat ini masih belum bisa digunakan. Sumber dana untuk rusunawa ini di dapat dari bantuan Kementrian Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Menpera). Perlu diketahui, sebenarnya yang mendapat bantuan tersebut tidak hanya Universitas Jember saja, tetapi juga Universitas lain yang ada di Indonesia. Menurut F. Ilman yang menjabat sebagai staf Humas Universitas Jember “Rencananya, gedung ini akan diresmikan tahun depan (2011). Sekarang masih uji kelayakan gedung karena bangunan ini belum sepenuhnya selesai”. Ia menegaskan

Kreasi Membawa Berkah (Sepenggal kisah dari jalanan)

Pengamen, begitulah sebutan bagi para musisi jalanan saat ini. Lewat suara dan musik yang kedengarannya sederhana, selalu setia mengisi ruang dengar penikmat angkutan umum semisal bus. Dari ide kreatifnya, mereka bisa menelurkan karya-karya apik yang tak kalah dengan para musisi besar. Bahkan, mereka lebih berani mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap berat sebelah antara si miskin dan si kaya. Sangat berbeda jika dibanding dengan kaum musisi besar yang hanya didominasi oleh tema cinta. Seseorang Pengamen tidak hanya bertujuan untuk mencari nafkah, ada juga yang hanya ingin mencari pengalaman hidup. Mereka menciptakan dan membawakan sebuah lagu dengan sekreatif mungkin agar pendengar tertarik dan uangpun bisa diraup. Mereka juga sering membawakan lagu-lagu up to date yang secara tak langsung menjadi ajang promosi para musisi besar ataupun yang baru meniti karir. Kadangkala, Pengamen menggabungkan kata sehari-hari sebagai sebuah lagu. Bahkan pernah ada pengamen di terminal Bung

Ketika Ku Mengayuh, Saat Itulah Aku Hidup

Mahmud (47) warga jember jalan Kalimantan 10 yang berprofesi sebagai penarik jasa becak. Sudah 15 tahun pekerjaan itu di tekuninya. Meski hanya demi selembar uang kertas ribuan ia rela disengat terik matahari dan kadang diguyur hujan deras di malam hari. Tidak ada pekerjaan lain yang bisa menjanjikan uang, sehingga beliau memilih menjadi tukang becak untuk menghidupi anak dan keluarganya. “Mana ada yang mau menerima pekerja yang hanya bermodal ijasah SD sekarang dek”, kata Mahmud sinis. Nuraini (43) adalah istri Mahmud, pekerjaannya sehari-harinya adalah penjual nasi di warung yang sekaligus juga sebagai rumah tempat mereka tinggal. Kehidupan mereka sangat sederhana, meski kadang kala keadaan ekonomi mereka cukup kritis, sepasang suami istri itu tidak pernah mengeluh dan putus asa. Mereka giat bekerja untuk menghidupi keluarga khususnya anak-anak mereka. Pendidikan merupakan hal yang sangat diprioritaskan oleh Mahmud pada anak-anaknya. Mereka dikaruniai dua orang anak: Andi Prasetyo

Mahasiswa Adalah Tradisi Tahunan

Jember menjadi salah satu kota pilihan bagi para siswa SMA yang sedang duduk di kelas tiga dari berbagai kota (khususnya daerah Tapal Kuda) yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri maupun swasta, karena disini banyak terdapat perguruan tinggi negeri dan swasta yang cukup berkualitas seperti Universitas Jember, Poltek, Universitas Muhammadiyah, STIE Mandala, UIJ, STAIN dan lain sebagainya. Tentunya hal ini bukanlah hal yang baru lagi, sudah dari bertahun–tahun yang lalu sejak didirikannya PTN dan PTS di jember “tradisi tahunan” ini terjadi. Setiap tahun beribu–ribu mahasiswa baru diterima di PTN atau PTS di jember, tahun 2009 kemarin di Universitas Jember saja telah menerima lebih dari 4000 mahasiswa baru untuk semua prodi. Belum lagi jumlah mahasiswa baru di PTN atau PTS lain. Tak hanya dari dalam kota, sebagian besar mahasiswa baru tersebut berasal dari luar kota. Sehingga mau tidak mau, perumahan di sekitar kampus telah beralih fungsi menjadi kos–kosan. Tak dapat dipun

Haruskah Bocah itu Bermain di Jalanan

Begitu gontai kaki kecil itu melangkah, tangan kecil yang kurus mengayun di samping perut yang keroncongan. Megahnya lampu-lampu kota memaksa baju lusuh itu tersorot oleh mata. Hiruk-pikuk acuh di atas gedung-gedung mewah itu membuat pemandangan kota semakin kontras. Tak ada lagi yang samar di sana, memaksa mata kita untuk menyaksikan jurang kesenjangan siosial yang semakin menganga lebar. Entah akan sampai kapan jurang itu akan terus membesar, sampai mata kita tak mampu melihat ke seberang mungkin. Ironis memang, bila kita berusaha untuk sedikit menengok realita di sekitar kita. Dunia yang begitu akrab dengan kita, sesak akan harumnya parfum-parfum mewah nan mahal, berkilau dengan berlian, namun terselimuti oleh berbagai penderitaan saudara-saudara di luar sana. Kita yang selalu dimanjakan oleh dinginnya AC mungkin tak pernah merasakan panasnya jalanan di kota ini. Buaian bangku kuliah yang megah dan kisah cinta yang melankolis, memaksa kita untuk terus terlelap tanpa pernah mencoba

Bahasaku Terkotak-kotak

Apakah ada suatu kesalahan tentang bahasa? Apakah ada bahasa yang paling benar di sini? Apakah ada bahasa yang wajib digunakan dan juga wajib untuk dibuang? Yang saya tahu di kampus itu banyak terdapat mahasiswa yang datang untuk menuntut ilmu dimana mereka berasal dari berbagai macam daerah, adat istiadat, latar belakang, agama, suku, dan bahasa yang berbeda. Hal yang paling mencolok di kawasan kampus UNEJ adalah tentang perbedaan bahasa, mungkin karena bahasa adalah alat sosialisasi yang paling utama. Fenomena yang terjadi pada saat terjadi kontak bicara baik itu sesama suku ataupun juga antar suku. Sekedar cerita saja, cerita ini adalah cerita yang saya alami sendiri pada saat saya sedang makan di kantin. Pada waktu itu saya sedang berbicara dengan teman saya yang memakai bahasa madura dan kebetulan di samping saya ada teman perempuan saya yang sedang ngobrol dengan temannya dengan memakai bahasa jawa, ketika saya ngomong dengan teman saya tiba-tiba ada komentar yang berbunyi ”ojok

Akuariumku sekarang ditutup jam Sepuluh Malam

Jumat 12 Februari 2010, para pengurus dan anggota Ormawa mengadakan rapat dengan pihak fakultas. Rapat tersebut menghasilkan satu kesepakatan yang tersusun dalam sebuah Tata Tertib Gedung Ormawa. Pembatasan gerak dan kerja-kerja kesekertariatan dalam gedung Ormawa secara tidak langsung terakumulasi di dalam Tatib gedung Ormawa tersebut. Salah satunya adalah “Pemberlakuan Jam Malam”. Pemberlakuan jam malam ini bukanlah tanpa sebab, peraturan ini berlaku akibat dari banyaknya barang inventaris Ormawa yang hilang. Hal ini ditengarai akibat kurangnya pengawasan di dalam dan di luar gedung Ormawa. Singkatnya “Pemberlakuan Jam Malam” diterapkan untuk mencegah tindakan asusila dan tindakan kriminal. Gedung Ormawa adalah pusat kegiatan mahasiswa dalam melakukan kegiatan organisasinya. Jadi jelas, segala bentuk kegiatan yang dilakukan adalah hal yang positif. Sungguh menyedihkan ketika kesepakatan kawan-kawan Ormawa MIPA salah satunya mengharuskan “segala aktivitas kesekertariatan harus diakh

Kisah Kakek PKL dengan Enam Bahasa

Himpitan belenggu akademis yang terus mencekik pasti memaksa kita untuk melepaskan penat barang sejenak. Sekedar berlari-lari kecil atau “mencari angin” tentunya pasti akan sangat membantu. Lelahnya hati kita mungkin dapat sedikit terobati ketika kita mencoba untuk melihat hal-hal yang baru atau menarik di hati, tentunya hal ini akan dapat sedikit mengalihkan perhatian dari jerat beban hidup. Selain dapat mengembalikan stamina otak yang terkuras, hal tersebut mungkin dapat membuka hati kita bahwa masih ada begitu banyak kehidupan lain yang jarang tersentuh di benak kita, di sebuah warung kecil di Jalan Mastrip misalnya. Sepintas memang tak ada yang istimewa dari warung sederhana di samping Jembatan Mastrip itu, kesan tua yang menandakan kebersahajaan juga melekat di sana, pemandangan yang lumrah untuk warung kumuh PKL (Pedagang Kaki Lima). Namun pikiran itu akan terpatahkan seketika ketika kita sedikit menyelami kehidupan penjualnya, Mbah Arifin, begitu beliau akrab disapa. Lelaki tua

Valentine Gerus Nasionalisme

Valentine istilah ini rasanya sudah sangat familiar di telinga kita. Suatu momen dimana setiap orang mencoba mengimplementasikan rasa sayang mereka kepada orang yang mereka cintai dengan memberikan hadiah seperti coklat, bunga, atau merayakannya dengan melakukan hal-hal yang lain yang tak kalah berkesan. Di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai mengamini bahwa tanggal 14 Februari adalah hari Valentine. Di Indonesia pun, para warganya turut menyambut gembira datangnya hari kasih sayang ini, meskipun sebenarnya mereka tak tahu pasti mengapa harus ikut merayakan hari tersebut. Sungguh merupakan hal yang ironis apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri “terjun” dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri.. Valentine sebenarnya adalah seorang pendeta dermawan yang dibunuh pada tanggal 14 Februari 270 M karena pertentangannya dengan penguasa Romawi pada waktu itu, Raja Claudius II. Untuk mengagungkan raja tersebut yang dianggap sebagai s

Indonesia dalam masalah besar, MAHASISWA? (Mahasiswa berinisiatif, Mahasiswa berperan, Mahasiswa bertanggung jawab)

Harapan kita semua di zaman yang semakin maju ini yaitu tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan hidup untuk semua orang, dengan semakin majunya zaman yang berarti semakin maju pula pola pikir manusia, memberi secercah harapan untuk perbaikan hidup manusia secara keseluruhan. Namun pada kenyataannya harapan tersebut masih belum terealisasi. Anehnya, malah semakin menambah jurang pemisah yang begitu tinggi antar manusia. Contoh kecil yang terjadi di Indonesia adalah taraf hidup yang tidak seimbang. Dimana yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin tambah miskin. Ketidakseimbangan ini dipicu oleh kemerosotan moral yang semakin menjadi. Individualisme yang tinggi membuat masing-masing orang tidak lagi merasa bersaudara dan saling menjatuhkan. Korupsi menjadi alternatif jahat terbaik bagi semua orang, walaupun berbeda tapi tetap saja namanya korupsi sama dengan merampas hak milik orang lain! Mencuri, mencopet, korupsi, apa bedanya? Kemerosotan moral membuat dunia semakin kabur dan penu

Menelusuri Kehidupan Peternak Sapi di Banyuputih, Situbondo

Beternak sapi secara tradisional, merupakan salah satu keunikan yang khas dan kurang di perhatikan serta mulai dilupakan oleh banyak generasi muda saat ini. Seperti yang ada di desa Banyuputih, kabupaten Situbondo. Setiap hari terlihat disana mulai dari yang muda sampai orang tua, dengan sepeda tuanya yang khas tukang “ngarit” hilir mudik mencari rumput untuk ternak mereka. Beternak sapi rupanya sudah menjadi tradisi turun temurun yang diajarkan para orang tua pada anak-anak mereka, baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu dilakukan oleh mereka yang kebanyakan mengaku bersuku madura dan kurang mampu. Tentu saja kondisi mereka serba pas dan merepotkan untuk memelihara makhluk bernama sapi itu. Walaupun tidak jarang orang kaya yang memelihara sapi sebagai hobi. Kebanyakan kondisi rumah para peternak sapi tradisional disana sangat memprihatinkan. Rumah “gedek” tua yang kecil dengan kandang sapi reot dibelakangnya. Ditambah lagi pemandangan tak sedap berupa halaman yang dijadikan

Dibalik Fenomena Pocong Kampus 2

Sebelum lu baca tulisanku ini, aku cuma pengen bilang sesuatu kalo’ aq tu ga’ada maksud buat bikin pusing lu-lu yang baca tulisan ini. Yach ! paling-paling cuma agar kalian bisa beli bodrex sekardus buat obat sakit kepala doang. Tapi beneran loh ! Kalo ga’ ada bodrex ( bukan promosi ) pasti lu bakalan pusing mikirin idup yang makin hari makin deket ama kuburan. Sory bro and sist, kayaknya emang terlalu kasar, tapi ini cuma mengingatkan aja kalo’ lu bakalan dibungkus ama kain kafan dan dipermak dengan berbagai asesoris kubur hingga berbentuk seperti pocong nantinya, (hi…atut). Bila lu lu masih pada inget tentang tulisanku tempo dulu, mungkin lu punya inisiatif buat ga’ baca tulisanku lagi, Bisa jadi gara-gara takut, atau bahkan lu udah pernah melihat penampakan pocong di kampus unej tercinta ini. Hal yang agak sulit dipercaya memang, tapi dengan tanda petik dan huruf besar kutulis “ INI ADALAH FAKTA DAN BENAR-BENAR ADA DI KAMPUS KITA”, serius loh ya. Ngomongin masalah hantu di Ind

Hari Yang Gerah Untuk Antri SIAKAD

Pada hari pemrogaman mata kuliah di depan Fakultas MIPA Universitas Jember tepatnya di sekitar UPT TI ( Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi) tidak seperti hari - hari biasa, terdapat kerumunan dan antrian mahasiswa yang akan melakukan pemrogaman studi mata kuliah melalui situs siakad.ac.id. Mereka ada yang melakukan pemrogaman di laboratorium UPT TI, sebagian lagi memakai fasilitas wifi dengan menggunakan laptop. Siakad sebelum bernama seperti ini awalnya bernama PAA sebelum tahun 2000. Pada awal-awal ini data akademik hanya terdapat pada satu komputer saja. Baru pada tahun 2003 dikembangkan sehingga bisa di akses dari luar, tetapi dalam lingkungan kampus saja yang sekarang dikenal dengan nama “siakad”. Salah satu dari mahasiswa yang memakai laboratorium UPT TI yang berinisial F (FKIP) menyebutkan “Di jurusan saya tidak disediakan komputer dan siakad tidak bisa di akses diluar lingkungan kampus, jadi saya melakukan pemrogaman disini untuk mengakses siakad. Kalau disini memb

Mari Kita Balas Menggempur Negeri Panda

Siang itu begitu terik, entah mengapa hari yang panas itu terasa semakin gerah, karena gempuran pohon-pohon beton barangkali. Memang begitulah suasana siang hari di kota Surabaya, panas menyengat. Namun, tak lama hati saya yang menjadi jauh lebih panas, minuman yang saya teguk pun terasa panas. Betapa tidak, ternyata semua barang-barang di sekitar yang terpajang adalah produk China, tak ada produk dalam negeri, bahkan kemoceng sekalipun. Lalu kemanakah bangsa ini? Indonesia sudah tak pernah aman lagi dari produk asing, apalagi China yang kini menjadi naga Asia. Sejauh mata memandang, entah di mana kita berada, pasti berbagai produk Negeri Panda terjaja di sana. Itu yang saya rasakan beberapa minggu belakangan ini, mulai dari berbagai pasar tradisonal sampai berbagai supermarket di berbagai kota seperti Gresik, Surabaya, dan Jember, produk China terus merajai. Setiap jengkal langkah kita pasti dihiasi oleh beragam produk China dari yang paling sederhana sampai barang mewah dan canggih

Wisata pantai yang lebih eksotis daripada Kuta

Sebelum menjadi salah satu wana wisata pantai, tempat yang dilindungi ini terletak kurang lebih 37 Km ke arah selatan kota jember. Hutan yang berada dalam wilayah Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wuluhan KPH jember ini, secara administrative masih termasuk dalam wilayah kec. Wuluhan. Letak hutan lindung ini berdekatan langsung dengan lokasi wisata pantai Watu Ulo. Para pengunjung Wisata Watu Ulo ternyata juga tertarik untuk menikmati pesona hutan lindung ini. Karena selain hutan lindung, di lokasi ini juga terdapat Pantai Pasir Putih dan Pantai Malikan. Atas dasar itulah pada tahun 2000 pemerintah kota jember secara resmi menjadikan hutan lindung ini sebagai tempat wisata dengan 2 obyek wisata utama yaitu pantai pasir putih dan pantai malikan sehingga tempat ini akhirnya dikenal dengan sebutan Papuma (Pasir Putih Malikan). Awalnya Papuma dikelola Dinas Pendapatan Daerah Wuluhan Jember, satu lokasi dengan Wisata Pantai Watu Ulo. Sehingga cukup dengan satu tiket, penggunjung dapa

Siti inggil

Kau berdiri tegak disana Terhempas ombak berdera-dera Gelombang tak buat kau goyah Hembusan angin mendesir Membelai indah tubuhmu Sebelumnya tak pernah aku berfikir Ada ciptaan seindah wajahmu Busa samudra mengelilingi sekitar kakimu Menambah pesona indahnya panaroma Sungguh ini cipta yang sempurna Cipta yang maha kuasa Cipta tiada tara Sejagad dunia belantara [Puisi Abdul Nasir]

Semua berawal dari huruf dan berakhir dalam makna

PJTD? apaan tuh? Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar. Yupz, dari namanya aja kita pasti dah tahu, paham and ngerti akan maksud dan tujuannya kan? Acara yang diadakan selama dua hari ini diikuti oleh kurang lebih 22 peserta, mulai dari hari sabtu 14 november sampai minngu 15 november 2009, acara ini adalah acara yang ke-5, makanya namanya PJTD5. Jangan ngaku anak persma kalo belum ikut acara ini, namanya tingkat dasar pasti ada tingkat lanjut. Tentu saja, lanjutan dari acara ini adalah Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut. Organisasi yang mewadahi persma adalah PPMI(Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia). Hari pertama kita diberi materi tentang sejarah alpha oleh mz hendra dan mz didik, dah pada tau kan ma mereka berdua? Materi selanjutnya adalah desain grafis dan layout oleh mz widi dan terakhir adalah materi teknik berburu berita oleh mz anam. Jurnalistik identik dengan kata, tapi tidak hanya sekedar kata, karena kata lebih hebat dari meriam. Ngomongin soal sejarah nih, katanya

Secercah Atmosfer PAPUMA

Kebisingan kendaraaan bermotor, kesemrawutan lalu lintas di tengah kota Jember sangatlah menyita kenyamanan hati. Kegiatan sehari-hari yang selalu memeras keringat dan kerja otak tersebut sejenak kita lepaskan dengan memalingkan pandangan kita ke sebelah selatan kawasan Jember, tidak lain adalah tempat wisata Watu Ulo dan Pantai Pasir Putih. Kedua kawasan wisata ini jaraknya sekitar 30 km bila ditempuh dari pusat kota Jember. Kita dapat berkunjung kesana kapan saja kita mau tanpa merogoh kocek terlalu dalam, tiket masuknya pun tidak terlalu mahal yakni Rp 7.500,00. Pantai yang berada di sebelah selatan kabupaten jember ini lebih dikenal dengan sebutan PAPUMA (Pasir Putih dan Malikan). Tempat ini merupakan daerah wisata terkenal di Jember. Secara geografisnya PAPUMA terletak di perbatasan pulau jawa dengan samudra hindia sehingga pantai pasir putih ini mempunyai ombak yang lumayan tinggi. Hal ini menambah daya tarik dari pantai Pasir Putih ini sendiri. Tempat wisata ini tidak hanya di

Pedagang di Papuma menjerit

Sebagai objek wisata, pantai Papuma juga menjadi ladang untuk mengais rejeki bagi para pedagang. Dagangan yang dijajakan pun beragam, mulai dari makanan-minuman ringan (mamiri) hingga pernak-pernik accesoris yang terbuat dari bahan-bahan laut. Cara mereka menjajakan dagangannya pun juga bervariasi, dari yang membuka tenda kecil-kecilan, membuka toko permanen bahkan ada yang menjajakan dagangannya dengan mondar-mandir di pinggir pantai menggunakan motornya. Kebutuhan para pengunjung untuk menikmati keindahan pantai papuma lebih sempurna dengan adanya para pedagang ini. Namun, Situasi ini berbanding terbalik dengan keadaan para pedagang itu sendiri, karena tidak setiap hari pantai papuma ramai pengunjung. Ditambah lagi, kebijakan yang diambil oleh pengelola pantai papuma mengenai pajak bulanan yang dikenakan bagi para pedagang. Sekitar pada bulan november 2009, pengelola pantai pamuma berpindah tangan dari yang dulunya dikelola oleh KPH (Kesatuan Pemangku Hutan) digantikan oleh KBM (

PAPUMA WAH…!!!

Yupz! Sobat-sobat tahu ama pantai papuma bukan? Jika belum, mari ikuti petualangan penaku yang tercoreh melalui pengalaman indah di pantai papuma. Bersiap-siap untuk berkata wah, papuma indah!!! Tapi ingat, jangan sampek mulut mangap dan mata terbelalak, nanti kemasukan serangga tau rasa loh. he... 3x Papuma adalah kepanjangan dari pantai pasir putih malikan. Papuma memiliki dua pantai indah yang berbeda yaitu pantai pasir putih dan pantai batu malikan. Dua pantai ini saling berdampingan, kayak penganten baru aja! Eit, jangan ngeres dulu, ini pantai loh..! Secara gitu loh...! Dinamakan pantai pasir putih pasti karena pasirnya putih tapi asal kamu tahu aja ya! Pasir putih di papuma berbeda dengan pasir putih laennya. Pasir putih disana seperti pecahan mutiara yang terhampar indah sepanjang pantai, pasirnya nyata, bukan rekayasa tak ada yang sanggup membuatnya, hanya yang maha kuasa yang boleh mengakuinya karena cuma Dia yang Maha Pencipta segalanya. Cia,,, puitis buanget. Hal yang s

Ombak Sahabat Para Nelayan

Desiran ombak menerjang bebatuan di pinggiran pantai. Terlihat cuaca cerah dan matahari cocok untuk berlayar. Tetapi ombak-ombak sedang dalam keadaan yang tidak bersahabat. Hampir semua kapal para nelayan sedang parkir di sepanjang tepi pantai. Mereka takut untuk berlayar melihat keadaan ombak yang begitu ganas dan cuaca yang tak tentu. Bulan penghujan memang bulan yang tidak disukai para nelayan di daerah pantai selatan. Hal ini disebabkan ombak pada bulan tersebut mengganas dari ombak pada bulan kemarau. Biasanya bulan ke-12 merupakan awal krisis ikan bagi para nelayan. Pada posisi bulan ke-12, 1, 2 dan 3 adalah masa-masa istirahat para nelayan. Namun tidak semua nelayan tidak bisa berlayar. Nelayan tradisional masih dapat berlayar meskipun resikonya cukup besar, sedangkan posisi bulan ke-6, 7, 8 dan 9 merupakan fase panen raya. ”Biasanya dari bulan 6, 7, 8 dan 9 itu pasti sudah dikatakan pasti adalah katakanlah. Untuk panen rayanya ya itu dari bulan 7, 8 dan 9. Mulai keluar a

Mahasiswa Berjatah PNS

Di zaman sulit dan susah seperti sekarang ini, sebagai bangsa yang cerdas kita dituntut untuk selalu peka dan paham terhadap situasi ekonomi yang ada saat ini. Kepekaan tersebut tidak hanya dapat diwujudkan dalam bentuk usaha mencari sumber keuangan yang baru, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk usaha mempertahankan sumber keuangan yang sudah ada. Misalnya dalam hal menyikapi tunjangan bagi pegawai negeri sipil. Sudah merupakan kebenaran umum bahwa setiap anggota keluarganya, termasuk si anak diberi tunjangan keuangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan uang makan. Namun setelah si anak berumur 18 tahun keatas tunjangan keuangan tersebut akan diberhentikan. Nah, bagi para mahasiswa yang notabene umurnya 18 tahun lebih (jarang sekali berumur dibawah itu) dan orang tuanya bekerja sebagai PNS, dihentikannya tunjangan atas diriya sudah tentu merupakan masalah. Masalah dimana sumber keuangan berkurang plus biaya kuliah yang tidak bisa dikatakan murah. Adanya anggapan umum yang me

KEINDAHAN PAPUMA MEMBAWA PETAKA ?

Tahukah kalian apa itu papuma, pernahkah kalian kesana. Papuma adalah singkatan dari pantai pasir putih malikan. Papuma ini merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Jember tepatnya di pantai selatan kota Jember yang dikelola oleh BUMN. Di daerah ini terdapat hutan lindung dengan satwa liar yang masih lestari, diantaranya rusa, monyet dan ular. Banyak wisatawan baik domestik maupun manca yang terpukau dengan keindahan dan keadaan alamnya yang masih segar. Semua penduduk baik asli, pedagang ataupun para petugas yang ada disana terkenal ramah dengan wisatawan yang datang. Setiap pengunjung yang datang ke papuma ini diasuransikan kepada pihak PT. Jasa Raharja. Jadi kenyamanan pengunjung merupakan prioritas utama dari obyek wisata ini. Tempat ini sangat cocok digunakan sebagai arena yang menyenangkan untuk berkumpul bersama keluarga terutama saat hari libur. Keindahan alamnya yang masih segar dan bersih membuat pengunjung dapat mengurangi rasa penatnya akibat aktifitas sehari-hari.

KEHIDUPAN MAHASISWA DI BELAKANG LAYAR

Mahasiswa!!! Seseorang yang bisa dikatakan intelek ternyata punya kisah tersendiri yang menarik untuk diperdebatkan. Kegiatan rutin kuliah, belum lagi tugas dari dosen (entah itu presentasi, laporan, ataupun lainnya) seakan sudah menjadi pengetahuan umum. Dari kondisi tersebut, mahasiswa dituntut untuk bisa mengatur waktu agar mereka bisa survive di dunia kuliahnya. Begitu sering dijumpai mahasiswa yang sakit bahkan ada yang sampai diopname akibat jadwal kuliah yang terlalu padat dari pagi hingga sore bahkan hingga malam hari. Tidak jarang pula mahasiswa yang stress gara-gara kuliahnya hingga akhirnya mengundurkan diri. Di lingkungan FMIPA sendiri peristiwa ini begitu fenomenal. Hampir setiap tahun ada mahasiswa yang mengundurkan diri akibat masalah tersebut terutama pada semester awal. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang belum bisa beradaptasi dengan suasana baru di dunia kampus. Mereka menganggap bahwa dirinya tidak mampu lagi untuk melanjutkan kuliah hingga akhirnya menyerah tanpa