Buku adalah sumber dari segala pengetahuan. Sebuah pernyataan yang tak dapat disangkal mengingat fungsi kita dalah mahasiswa. Bila kini kita beraeda dalam jaman yang serba instan dan online, namun tak dapat dipungkiri bahwa buku tetap menjadi pilihan yang tak dapat diabaikan dalam menuntuk ilmu. Kita harus seringkali berkuitat dengan buku-buku hingga lusuh untuk menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa tak semua mahasiswa memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, sebagian dari mereka selalu berdompet tipis. Apa jadinya bila kita harus terhambat untuk menuntaskan masalah perbaikan dan pembangunan bila harus terkendala oleh masalah finansial. Tentunya hal ini tak akan menjadi masalah serius bila kita mau sedikit menoleh ke kumpulan buku-buku bekas. Bukan berarti buku bekas sudah tak layak pakai, namun bisa tetap saja dapat digunakan dalam kurikulum yang sesuai atau ada beberapa materi yang sama. Sebut saja pasar di wilayah pasar Johar, yang sering kita kinal dengan blok M. Di sana terjaja berbagai macam buku dengan harga yang relatif miring. Ternyata bukan hanya buku bekas, di sana kita juga dapat menjumpai buku-buku baru namun harga yang ditawarkan juga lebih terjangkau.
Meski tempat ini sudah melekat dengan image yang paling terkenal sebagai pasar buku bekas, namun di sana juga dapat kita junpai berbagai barang-barang elektronik , buku , sepatu, hingga sepeda bekas. Bapak Abdus Salam, salah satu pedagang di tempat tersebut mengatakan," Tempat ini sudah ada sebelum mall matahari ini berdiri sekitar tahun 90'an, pada saat itu saya masih berjualan barang-barang elektronik bekas, tetapi karena peminatnya berkurang lalu beralih menjadi berjualan buku-buku bekas seperti sekarang ini". Ketika pasar ini berdiri kebanyakan pedagang disana menjual barang elekronik bekas, tetapi sekarang banyak yang beralih menjadi mejual buku-bekas atau benda-benda bekas yang masih bisa dijual seperti sepeda, helm, Hp, dll.
Untuk sistem pengelolaanya, pasar tersebut ditempatkan dalam kompleks pasar daerah, tepatnya pasar Johar. Dengan statusnya sebagai pasar daerah, maka pasar ini berhak mendapatkan pelayanan dari dinas pasar dan pemerintah daerah kabupatn Jember. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa pedagang yang berjualan disana telah mendapatkan izin dari petugas pasar setempat, maka mereka juga berkewajiban untuk dan membayar iuran rutin perbulan yang nantinya akan dikembalikan pada mereka dalam bentuk pelayanan dan pemeliharaan.
Barang yang paling dicari di blok-M adalah buku bekas. Dari bulu pelajaran, novel, komik, Koran hingga majalah. Buku pelajaranlah yang paling banyak ditemui disana karena para siswa banyak yang mencarinya, apalagi ketika kenaikan kelas yang akan datang sebentar lagi. Salah seorang yang pernah membeli buku disana yang bernama Lutfi menyebutkan, "Saya membeli buku disini jelas karena harganya lebih murah dibandingkan buku baru, meskipun bekas tetapi yang penting masih bisa dipakai".
Menurut bapak Abdus Salam, kendala dalam penjualan buku-buku pelajaran yaitu sering bergantinya kurikulum sehingga buku-buku yang tidak sesuai dengan kurikulum yang baru jarang diminati sehingga banyak buku yang dijual perkilo.
Selain terkendala dalam masalah penjualan buku yang harus selalu mengikuti perkembangan kurikulum, tantangan tersendiri dari pasar tersebut adalah pedagang kaki lima di samping supermarket matahari. Bapak Misnadin yang juga merupakan pedagang di sana menuturkan, seharusnya menurut peraturan yang berlaku pedagang kaki lima baru boleh beroperasi setelah pukul 14.00 untuk mengurangi kemacetan. Namun, lambat laun peraturan tersebut mulai terkikis dan mereka sudah mulai menggelar dagangannya sejak pukul tujuh pagi. Tentu saja hal ini akan merepotkan banyak pihak, terutama dalam hal lalu lintas. Daerah tersebut merupakan daerah dengan lalu lintas yang begitu padat, terutama ketika jam berangkat kantor dan sekolah. Kecilnya jalan menjadi semakin sesak ketika lapak pedagang mulai digelar. Karena itulah dahulu pihak pemkab pernah berinisiatif memindahkan para ke daerah Talang Sari, namun karena masalah dana yang simpang siur maka banyak pedagang yang menolak. Tentunya jika hal ini terjadi sedikit banyak pasti akan mempengaruhi omset penjualan karena konsumen yang tidak lagi familiar.
Ketika kita ingin membeli buku atau barang-barang lain sedangkan kantong kita tidak mencukupi atau ingin berhemat, membeli secondnya bisa jadi alternatif. Tetapi yang harus diperhatikan, dalam berburu barang bekas apapun haruslah pintar-pintar dalam memilihnya sehingga mendapatkan barang bagus, tetapi berharga miring.[Rizqon Ahmad]
Komentar
Posting Komentar