Langsung ke konten utama

Mengkerutnya Paru-Paru Kota Jember

                Ruang terbuka hijau (green open space) sedianya merupakan suatu kawasan yang didominasi oleh lingkungan alami tempat tumbuhnya tanaman baik yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alamiah yang bersifat terbuka dalam bentuk area memanjang berupa jalur hijau  atau mengelompok contohnya taman kota. Menurut UU tata ruang kriteria kota yang nyaman ditinggali idealnya memiliki ruang terbuka hijau sekurang-kurangnya 30 persen dari luas kota (20 persen publik, 10 persen privat), lalu bagaimana dengan ruang terbuka hijau ( RTH ) di kota Jember?
Di kota Jember sendiri keberadaan ruang terbuka hijau mengalami pengurangan jumlah yang cukup signifikan jika dalam beberapa tahun yang lalu jumlah RTH di kota Jember sebesar 37 persen kini hanya tersisa 16 persen saja. Menurut keterangan Bapak Priyo Kushari dari Badan Linkungan Hidup Jember menyatakan bahwa berkurangnya jumlah RTH dikawasan Jember ini dikarenakan banyak faktor beberapa diantaranya adalah adanya alih fungsi dari RTH menjadi kawasan untuk pedagang kaki lima ataupun dijadikan tempat untuk mendirikan papan reklame dan bangunan untuk keperluan industri, sehingga  tidak sedikit pohon-pohon besar yang ditebang hanya untuk kepentingan pribadi.
Ruang terbuka hijau mempunyai banyak sekali manfaat yaitu sebagai paru-paru kota (sumber oksigen) serta memberikan kontribusi yang positif terhadap linkungan misalnya dalam pengadaan kualitas air bersih. “Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau tidak terlepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat didaerah Jember sehingga seringkali masyarakat tidak mengindahkan pentingnya keberadaan RTH dan melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat merugikan misalnya ilegalloging untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Semakin berkurangnya jumlah RTH akan memberikan dampak yang besar terhadap  linkungan seperti buruknya kualitas air bersih, berkurangnya sumber oksigen dan terjadinya perubahan iklim sehingga menyebabkan banjir di beberapa kawasan di daerah Jember” ujar pria paruh baya tersebut.
Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi memberikan imbas yang positif di berbagai bidang salah satunya di bidang perekonomian namun tidak dapat dipungkiri juga memberikan dampak negatif  terhadap linkungan karena pembangunan  gedung-gedung industri maupun perumahan tidak diimbangi dengan adanya ruang terbuka hijau. Menurut Permendagri untuk pembangunan kompleks perumahan harus mempunyai ruang terbuka hijau minimal 30 persen dari luas kompleks yang dibangun, hal tersebut sebagai salah satu upaya dari pemerintah untuk menanggulangi berkurangnya jumlah RTH dikawasan perkotaan.  Adapun harapan dari bapak Priyo sendiri selaku orang yang yang bertanggung jawab terhadap sistem pembinaan dan perlindungan terhadap linkungan adalah masyarakat sadar akan pentingnya  ruang terbuka hijau dan bersama-sama bertanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan linkungan untuk kehidupan dalam jangka beberapa tahun kedepan serta mengurangi dampak global warming. [Putri Z, Manis, dan Maya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan Oleh: Nurul Mahmuda K egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA ) terkait pelantikan dekan baru periode 2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan. Berdasarkan hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs . Sujito , Ph.D . yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen, mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemu

Fakultas MIPA selalu sediakan buka Puasa gratis dalam setiap tahunnya

Oleh : Vina Soraya               Marhaban ya Ramadhan, Umat muslim di seluruh dunia tentunya telah menanti datangnya bulan suci ini. Bulan Ramadhan bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT. Selama bulan suci Ramadhan seluruh umat islam diwajibkan berpuasa penuh selama satu bulan. Tentunya seluruh orang muslim akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan dalam bulan suci ini. Banyak kegiatan yang bernilai pahala pada saat bulan ini. Salah satu bentuk berbuat kebaikan dalam bulan puasa ini yaitu memberi makan orang yang berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa maka mendapat ganjaran pahala yang setara dengan orang yang sedang berpuasa.             Agenda buka puasa gratis tentunya selalu menjadi agenda tahunan pada setiap masjid – masjid pada saat bulan Ramadhan tak terkecuali Masjid Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Agenda buka puasa gratis ini telah dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pada Ramadhan tahun ini buka puasa gratis dilaksanakan sejak tanggal 8-17

Manajemen Redaksi

Salam Persma..... Perlu diketahui bahwa....berjalannya suatu lembaga pers ternyata tak hanya menga cu pada proses redaksi , yang dim ulai dari proses hunting sampai printing saja. Sebagai sebuah organisasi, lembaga pers juga mem erlukan pe n gaturan manajemen secara umum. Manajemen redaksi pers mahasiswa sendiri adalah : keseluruhan dari proses pengaturan sumber daya dalam melakukan kinerja penerbitan (menyangkut  bidang tulis-menulis) ataupun pola pengaturan  dari kinerja redaksi  yang terdapat dalam lingkup aktivitas pers mahasiswa. Lembaga pers biasanya di pimpin oleh pimpinan umum ( General Manager ). Dibawahnya terdapat pemimpin redaksi (manajer  redaksi ) dan pemimpin usaha atau koordinator dana usaha ( marketing manajer ).  Kedua bidang ini, memiliki job descriptions yang berbeda dan terpisah. Tapi keduanya saling mempengaruhi  dan saling mengisi. Redaksi dapat dianggap sebagai ”jantung” dari lembaga pers manapun, s edangkan dana usaha atau marketing ,   seba