Larangan Berjualan Tidak Dihiraukan oleh
Pedagang di Universitas Jember
Oleh:
Shofitri Zuhannisa’ dan Zakiyah Rachmawati
Larangan untuk berjualan
di sekitar wilayah Universitas Jember saat ini tidak direspon dengan baik oleh para pedagang. Hal ini terbukti dengan masih adanya para pedagang yang masih berjualan di
sekitar area kampus. Petugas keamanan telah melakukan tindakan pengusiran berkali-kali
tetapi para pedagang tetap saja berjualan
di sekitar wilayah kampus. Terkadang para pedagang hanya berpindah tempat saja saat petugas keamanan mengusirnya, kemudian berjualan di area kampus lagi keesokan harinya. “Saya sering kucing-kucingan dengan para pedagang sampai capek sendiri” tutur M.Muchson, petugas keamanan Universitas Jember.
Pengusiran pedagang di area kampus dilakukan apabila ada komando dari komandan petugas keamanan yang mendapat perintah dari pihak rektorat. Para pedagang hanya akan berpindah apabila petugas keamanan tersebut mengusir (dengan jahat, red). tetapi ada juga petugas keamanan yang memasyarakat dengan pedagang yang
hanya menegur dengan sabar.
Alasan para
pedagang yang tetap berjualan di sekitar
kampus relatif sama. Para pedangang tersebut memilih berjualan di wilayah Universitas Jember karena ramai pembeli. Hanya ada dua tempat yang menurut mereka ramai, yaitu di Alun-Alun Jember dan di Universitas Jember. Di
alun-alun juga terdapat larangan berjualan sehingga para pedagang tidak punya pilihan lain selain di Universitas Jember. ”Berjualan di wilayah kampus sini itu tidak ngoyo, Mbak,” ucap Ambari, 51 tahun, salah satu pedagang yang masih berjualan di kampus Universitas Jember. “Orang-orang
kecil yang sudah tua seperti kita ini mau cari pekerjaan yang lain itu sulit, Mbak”, tutur Ambari melanjutkan. Menurut bapak yang telah berjualan cilok di area kampus sejak tahun 2001 itu, pendapatan dari penjualan cilok menurun 50 % setelah ada larangan berjualan di wilayah kampus Universitas Jember.[]
Komentar
Posting Komentar