Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan
Oleh:
Nurul Mahmuda
K
|
egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) terkait pelantikan dekan baru periode
2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas
Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi
menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung
Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan.
Berdasarkan
hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara
menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs. Sujito, Ph.D. yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini
menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen,
mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti
halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemungutan suara dalam
pemilihan calon Dekan di Fakultas tidak perlu dilakukan. “Pemungutan suara ini
percuma dilakukan jika pada akhirnya hasil ini tidak sesuai,” kata Toink
(sapaan akrab Itok, red). Hal ini juga disuarakan oleh salah satu Senat Fakultas,
Drs. Rudju Winarsa, M.Kes.. Menurutnya senat sebagai lembaga normatif yang
memiliki fungsi saat pemilihan pejabat, menilai seluruh kegiatan civitas
akademika, dan evaluasi pendidikan tidak berjalan kondusif. “Apalah jadinya lembaga ini, kok begitu
mudahnya melecehkannya,” ungkap
beliau.
Ditengarai
sebagai salah satu bentuk protes mengenai disfungsi senat, Pembantu Dekan I,
II, III melayangkan surat pengunduran diri dari jabatan. Hal ini dibenarkan
oleh salah satu karyawan FMIPA bahwa para pembantu dekan mundur dari jabatan
sebagai bentuk protes. “Ruang kerja
Pembantu Dekan sudah kosong sejak kemarin sore (Rabu, 13/16),” kata
Syafiq satpam FMIPA. Sekitar pukul 13:15
WIB tim redaksi Alpha mendatangi gedung dekanat, dan memastikan sendiri bahwa
lantai 2 dekanat telah kosong. Hanya sekretaris dekan saja yang masih ada di
mejanya.
Protes
dari warga FMIPA ini masih belum menemui titik temu. Berita yang simpang siur
menjadi topik pembicaraan hampir di semua lini. Belum ada langkah pasti dari
kalangan mahasiswa mengenai kegaduhan ini. Ketika dimintai keterangan, M.
Jauharil Habib selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA mengatakan
bahwa harus ada klarifikasi dari semua pihak terlebih dahulu. Dengan demikian,
mahasiswa masih menunggu intruksi dari BEM FMIPA.
Hal
serupa pernah terjadi di Fakultas Hukum UNEJ. Ketika itu dua nama calon dekan
yakni Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum.
dan Sugijono, S.H., S.U. Selisih
satu poin lebih sedikit dari Sugijono,
tapi Widodo-lah yang dilantik menjadi Dekan
Fakultas Hukum. Ketika diminta penjelasan mengenai hal tersebut, Hasan
berpendapat bahwa keputusan akhir adalah yang terbaik untuk fakultas. “Demokrasi
akan berjalan baik kalau berdasar aturan main,” kata Rektor UNEJ.
Berbeda
dengan FH, kali ini selisih dari pemungutan suara di FMIPA sebanyak tiga suara.
Mengulas kembali pada Peraturan Dekan FMIPA UNEJ No. 1751/UN25.1.9/KP/2015 pasal 11 yang
juga termuat pada Peraturan Rektor Universitas Jember No. 3713/H25.6.1/KL/2011
pasal 16 mengenai penetapan pengangkatan Dekan oleh Rektor, pelantikan dekan
FMIPA kali ini tidak sesuai. Namun menurut Rektor, peringkat pertama tidak
harus yang menang. Beliau mengatakan bahwa memenangkan dekan dan memilih yang
pas adalah subjektifitas rektor. “Mana menurut saya yang bisa terbaik membawa
kemajuan fakultas, sehingga saya harus mempertanggungjawabkan,” paparnya. Terbaik disini maksudnya
adalah posisi Rektor juga sebagai stakeholder
dari dekan. Rektor memberikan yang terbaik agar kinerja interaksi rektor dengan
dekan untuk lembaga bisa maksimal. Itulah pertimbangan utama Drs. Mohammad Hasan, M.Sc., Ph.D. Namun
bagaimana cara membandingkan kinerja antara peringkat satu dan peringkat dua
masih belum terjawab. Beliau berpesan untuk menghentikan gontok-gontokan, karena semua akan menjadi pola yang terbiasa.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul oleh warga MIPA terkait fungsi
senat fakultas dalam memberikan pertimbangan dalam bentuk pemungutan suara
calon dekan masih belum terjawab. Menurut Noer Imamah, salah
satu anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), mahasiswa hanya ingin meminta
kejelasan dari Drs. Mohammad Hasan, M.Sc., PhD.
selaku Rektor
UNEJ terkait pelantikan dekan FMIPA agar tidak berimbas pada aktivitas FMIPA,
terlebih pada proses perkuliahan.[]
Mantap
BalasHapusKemunduran PD 1 2 3 tidak akan mengganggu proses perkuliahan. Para mahasiswa fmipa tidak perlu khawatir, pastix sudah ada pengganti yg sdah ahli dari PD2 sebelumnya. Amin2 ya rabbal alamin...
BalasHapusamiin,
BalasHapusHah.. lucu.. khususnya kalimat ini, "Beliau berpesan untuk menghentikan gontok-gontokan, karena semua akan menjadi pola yang terbiasa."
BalasHapusAkan .... terbiasa.
yaa...pada akhirnya terbiasa karena sekarang sudah menjadi tren yang kalah yang dilantik seperti yang terjadi di fisip (beda 1 suara) dan fib (beda 4 suara)...akhir dari demokrasi, alangkah lucunya kampus ini
HapusAdegan ini hanyalah karangan fiktif belaka. Berita fakta. Namun dagelan politik yang membuat semakin fana. Fokus pada kuliah dan organisasi. perbanyak anggaran dana kegiatan.
BalasHapusBiar aku yang jadi... Juaranya....
BalasHapus