Mengapa
Harus Persma?
Saat menjadi mahasiswa baru yang sah di
suatu perguruan tinggi, baik negeri maupun belum negeri, Kamu pasti akan
dituntut oleh emakmu atau dosenmu,
atau pacarkamu mau menjadi mahasiswa seperti apa. Mau yang suka nongkrong dan
nangkring semalaman di kafe sampai disebut kunang-kunang (kuliah nangkring
kuliah nagkring)? Atau mau jadi mahasiswa kura-kura yang sedikit-sedikit rapat,
sedikitsedikit rapat? Atau hanya mau menjadi kupu-kupu? Kuliah pulang, kuliah
pulang maksudnya, yang lama-lama seperti Kartini tempo dulu saja yang butuh
emansipasi karena terpingit dalam kamar kos. Itu semua terserah student plan kawan-kawan. Tapi saya
punya satu pilihan buat membuka mindset kawan-kawan. Mengapa harus bingung,
ngilu, pusing, pening, sampai gigi ikutan nyut-nyut merangkai alur hidup selama
kuliah?
Kalau kawan-kawan tidak suka diam di
kamar kos, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah pilihan yang tepat bagi
kawan-kawan. UKM adalah suatu wadah bagi mahasiswa yang memiliki hobi dan ingin
mengembangkannya sampai level dunia. Bagi kawan-kawan yang suka menggores-gores
lembaran putih dengan sodelot, atau menutul-nutul keyboard kawan-kawan, Pers Mahasiswa (Persma) adalah jawabannya.
Mengapa
harus Persma?
1.
Persma melatih berpikir
kritis
Setiap manusia akan menanggapi masalah sosial, ekonomi,
politik, sains, budaya, maupun agama dengan pemikirannya masing-masing. Awak Persma
dituntut untuk bersikap kritis terhadap setiap masalah yang ada di masyarakat.
Mengkritisi sesuatu dapat menimbulkan dampak yang sifatnya membangun demi
kebaikan bersama.
2.
Persma adalah pejuang
kampus
Awak persma yang habitatnya di kampus, memiliki peranan nyata menyampaikan suara mahasiswa. Kesejahteraan mahasiswa di bawah birokratnya
dapat dikendalikan oleh keberadaan Persma. Satu tulisan adalah tombak
perjuangan nasib mahasiswa yang lain. Karena bagi Pers, rakyat adalah segalanya
dan bagi Persma, Mahasiswa adalah segalanya.
3.
Persma melatih kecakapan
berbahasa
Kecakapan berbahasa awak Persma tidak hanya dalam
tulisan, tetapi juga kecakapan bahasa lisan. Persma dituntut selalu
mengkonfirmasi isu. Melakukan wawancara membutuhkan kesiapan mental dan
berbahasa secara langsung dengan orang lain. Tata cara berkomunikasi yang baik
sangat dibutuhkan oleh awak-awak Persma dalam menjalankan tugasnya.
4.
Persma sering bertemu
banyak orang, terutama orang-orang penting
Validitas data dan informasi terkait tulisan yang ditulis
awa persma sangatlah penting. Semua itu tidak akan mungkin diperoleh dari
sembarang orang. Melangkahkan kaki ke kantor-kantor pemerintahan menjadi hal
yang lumrah dilakukan awak pers.
Kepala instansi, kantor, artis, sejarawan, seniman, ahli medis, professor,
maupun gembong narkoba menjadi sasaran ngobrol empat mata bagi awak-awak pers.
5.
Persma melatih bekerja
tepat waktu
Jangan sebut Persma kalau tidak mengenal dateline. Berita hari ini harus
dipublikasikan hari ini. ‘Basi’, jangan sampai kata ini tertangkap corong kuping Persma. Ditagih pemimpin
redaksi adalah hal yang biasa.
6.
Persma membentuk sikap
independen, bukan netral
Kritis terhadap masalah dapat menimbulkan sikap tidak mudah
terpengaruh oleh bisikan sekitar. Teguh pendirian memperjuangkan kebenaran
adalah yang utama bagi Persma. Tidak mudah terombang-ambing akibat
sinyal-sinyal informasi yang didapat.
7.
Persma adalah keluarga
Bersama pers mahasiswa diajarkan untuk loyal. Keloyalan ini
layaknya keluarga yang setiap saat ada dan saling melengkapi dalam
menyelesaikan masalah. Mengemban tanggungjawab bersama dalam eksekusi media. Di mana
ada persma, di situlah keluarga.
8.
Persma terus berjejaring
Jaringan kerja sangat dibutuhkan bagi semua orang. Persma memberi
wadah untuk merangkai jaringan di dunia dan akhirat.
9.
Persma membuka wawasan
Membaca adalah jendela dunia. Persma memberi bahan bacaan
bagi semua orang. Menulis perlu banyak analisis berbagai aspek. Persma adalah
yang pertama mengerti kabar up to date. Pengalaman
secara langsung saat melakukan investigasi masalah akan sangat memberikan
wawasan yang nyata dan berharga selama kuliah.
10. Persma terampil berorganisasi
Selain menulis, awak pers juga dituntut cakap berorganisasi.
Mengkondisikan anggota yang jumlahnya tak terhingga dan dengan karakter yang
beraneka rasa membuat awak pers tambah digembleng. Menyusun laporan
administrasi di birokrat yang agak-agak dan radak-radak itu juga dilakoni oleh
awak pers.
11. Persma dikenal banyak orang
Saat nama kawan-kawan muncul atau disebut di televisi, koran,
radio, majalah, atau tabloid, keren kan? Semakin banyak nama kawan-kawan
muncul, semakin cepat terkenal lhoo.
12. Persma itu keren dan ditakuti
‘Awas ada wartawan’. Begitulah peringatan yag sering
dilontarkan kebanyakan orang. Katanya, takut kalau diberitakan yang
tidak-tidak. Padahal Persma tidak seperti itu. Persma memiliki kode etik yang
harus dipatuhi. Selama berita yang disampaikan itu benar dan tida melanggar
kode etik, tak ada salahnya bagi awak Persma. Itu malah keren sekali. War biasa.
13. Persma bisa jadi wartawan
Setelah lulus mau kerja di mana? Ini adalah pertanyaan
sarjana muda yang sempat terpingit. Apalagi persaingan dunia kerja sangat kejam, lebih kejam dari fitnah. Tapi, bagi para awak Persma tidak perlu
bingung. Pekerjaan liputan yang keren-keren sewaktu di kampus, dapat menjadi modal untuk
menjadi wartawan kan. Menulis saja, itu kuncinya.
14. Persma bisa banyak hal
Tak hanya menulis, tetapi juga menggambar, mendesain,
membaca, meliput, memfoto, mengkaji ilmu, presentasi, orasi, dan lain-lain
sebagainya.
15. Persma itu manusia super
Manusia super kuat, ya Persma. Persma harus memikirkan waktu
kuliah, menggarap laporan, menyelesaikan tugas dosen, belum lagi masalah
kontrakan yang bocor, pacar kalau punya, malah ditambah capeknya dikejar-kejar dateline berita setiap hari. Kalau
menjadi Persma, memang harus kuwar-kuwar, kuliah warkop. Ngopi adalah budaya Persma yang tak bisa dihilangkan. Dalam secangkir kopi ada sejuta obrolan
tentang nasib kampus dan keselamatan negeri ini.
Itulah
alasan mengapa saya memilih Persma sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang bermanfaat.
Bentuklah jaringan karena jaringan itu penting. Mari berjejaring dan saling
menguatkan bersama Pers Mahasiswa.[]
Fadli -ALPHA
Komentar
Posting Komentar