Langsung ke konten utama

MANIS PAHIT UTANG INDONESIA



Oleh : Andi Dwi Setiawan
Suhu politik akhir-akhir ini mulai memanas, banyak pihak yang mulai menjelek-jelekan pihak lainnya dan berusaha mempengaruhi orang banyak. Salah satu halnya yaitu dengan membawa topik utang Negara Indonesia sebagai pembicaraan dan pembahaan di berbagai media komunikasi mulai dari digital maupun cetak, baik dunia nyata maupun di dunia maya. Ada sebagian pihak yang memanas-manasi masyarakat umum dengan naiknya utang Bangsa Indonesian untuk menjelekan tokoh dalam pemerintahan. Mereka menjalankan aksinya mulai dari kicauan melalui media sosial salah satu contohnya adalah twitter. Sehingga sebagian masyarakat terpengaruh dengan hal tersebut. Pembahasan ini ramai di bincangkan di talkshow dan program –program tv yang mendatangkan tamu undangan yang berkencimpung dan memahami betul tentang perekonomian dan utang Indonesia. Setiap hari pada saat itu dalam stasiun tv khusus menyajikan berita ramai dengan pembahasan tersebut, hal ini dilakukan agar masyarakat umum dapat mengetahui lebih jelas dan tepat. Tak kadang terjadi juga adu argument baik yang pro maupun yang kontra terhadap pemerintahan. Pihak yang pro terhadap pemerintahan menganggap bahwa hal tersebut masih aman dan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat pada umumnya, namun pihak yang kontra terhadapt pemerintahan beragumen bahwa hal tersebut salah dan tidak seharusnya dilakukan oleh pemerintah.
Opini-opini dan pemikiran serta pandangan di masyarakat mulai terbenruk akibat dari permasalahan ini. Masyarakat umum banyak yang berfikir mengapa bangsa Indonesia harus berutang dan banyak pula yang berfikir bahwa hal tersebut harus dilakukan bangsa Indonesia demi kebaikan bersama. Namun hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menghasut masyarakat agar tidak mempercayai lagi terhadap pemerintah. Pengamat politik melihat bahwa hal tersebut merupakan awal dari panasnya iklim/suhu politik pada tahun 2019 yaitu tahun pemilihan presiden dan wakil presiden untuk masa jabatan 2019-2024. Banyak berita-berita hoax yang bertebaran terutama di dunia maya baik itu di media sosial maupun di internet. Banyak berita yang berisi tentang menjelekan dan memperbesar suatu hal sehingga terjadi opini di masyarakat bahwa hal tersebut benar namun sebenarnya hanya kebohongan belaka.
Apabila kita berbicara tentang utang bangsa Indonesia ini, kita juga harus mempelajari dari sisi sejarah asal muasal bangsa Indonesia harus berutang. Tercatat dalam sejarah bahwa bangsa Indonesia harus berutang mulai dari masa pemerintahan Soekarno hingga pemerintahan saat ini. Pada saat itu
Namun, pada akhir pemerintahan Soekarno, negara ini ternyata dibebani oleh utang. Seperti dikutip dari harian Republika (17/4/2006), jumlah utang Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar, terdiri dari US$4 miliar adalah warisan utang Hindia Belanda dan US$2,3 miliar adalah utang baru. Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar dengan tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu, sementara utang baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak 1970 yang jatuh tempo pada 1999. Utang Negara Indonesia merupakan warisan dari para pemimpin bangsa sebelumnya, yaitu mulai dari Soekarno, Soeharto sebesar Rp 1500 Triliun, sampai masa pemerintahan Joko Widodo menurut Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Januari 2018 meningkat 10,3 % menjadi 357,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.915 triliun (kurs Rp 13.750 per dollar AS) Adapun rinciannya adalah 183,4 miliar dollar AS atau setara Rp 2.521 triliun utang pemerintah dan 174,2 miliar dollar AS atau setara Rp 2.394 triliun utang swasta.
Negara tidak bisa sewenang-wenangnya untuk meminjam uang atau berutang kepada pihak lain karena telah diatur dalam undang-undang. Adapun pertauran perundang undagan tersebut adalah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara. Yaitu Undang-undang memperbolehkan bangsa Indonesia untuk berhutang asalkan masih dibawah 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Lantas dengan utang sebanyak itu sebenarnya apakah berdampak tersendiri bagi bangsa Indonesia . Efek dari utang bangsa Indonesia dapat dilihat dan dirasakan oleh kita saat ini, yaitu dengan pembangunan infrastruktur yang mulai merata dan menjamah pelosok pelosok negri, mulai dari pembuatan jalan, jembatan hingga bandara. Bantuan dan subsidi untuk bidang kesehatan mulai dirasakan oleh masyarakat umum mulai dari mudahnya memperoleh akses kesehatan hingga keringanan dalam pembiayaan. Dalam bidang ini bangsa Indonesia mempunyai program BPJS, KIS dst. Begitupula dalam bidang pendidikan, masyarakat Indonesia dengan mudah mulai mengenyam dunia pendidikan dengan fasilitas yang mulai lengkap, dan biaya pendidikan yang diringankan dengan banyak program dari pemerintah mulai dari bantuan operasional hingga KIP.
Mungkin itu yang kita rasakan dari pengguanaan utang yang dilakukan oleh Indonesia. Penggunaan utang tersebut digunakan dalam rangka mensejahterkan masyarakat Indonesia pada umumnya dan merupakan salah satu modal untuk pembangunan disisilain dengan memperoleh pembiayaan dari pajak yang bangsa Indonesia lakukan. Seharusnya kita menjadi masyarakat yang kritis dan tidak mulai terpengaruh oleh omongan serta pemberitaan yang menjelek jelekan pemerintah. Kita harus menjadi masyarakat yang cerdas yaitu tahu pengelolaan dari APBN setiap tahunnya, dengan memanfaatkan media yang semakin cangggih. Masyarakat juga harus menjadi pengawal roda pemerintahan dengan memberikan kritis dan saran yang membangun terhadap pemerintah dengan cara yang baik dan benar. Hindari sikap anarkis dan merusak sesuatu, karena hal tersebut akan menjadi kerugian tersendiri untuk masyarakat secara umum.
Pemerintah juga harus lebih transparan tenatng segala hal mengenai keuangan karena mereka mengelola uang rakyat. Pemerintah juga dituntut untuk bisa mempertahankan utang pada kisaran tersebut dan lebih baik untuk mengurangi hutang yang mereka punya. Dan kita sebagai masyarakat Indonesia harus patuh terhadap perundang undagan yang berlaku, salah satunya adalah dengan kita melaporkan aset kekayaan yang kita miliki dan membayar pajak sesuai dengan kesadaran akan wajib pajak.
Dibalik utang yang begitu banyak tersebut kita harus memandang dari berbagai sudut jangan hanya memandang dari sudut niali utang yang begitu banyak, tetapi kita juga harus melihat penggunaan dari utang tersebut digunakan untuk apa. Melihat juga efek dari utang yang dilakukan Indonesia salah satu halnya adalah melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Jadilah masyarakat yang kritis dan cerdas dalam berfikir, berkata, dan bertindak. Jangan jadi masyarakat yang acuh tak acuh melihat situasi yang terjadi dan mudah terpengaruh oleh pihak tertentu dan menjadi boneka mainan oleh pihak lain.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan Oleh: Nurul Mahmuda K egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA ) terkait pelantikan dekan baru periode 2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan. Berdasarkan hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs . Sujito , Ph.D . yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen, mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemu

Manajemen Redaksi

Salam Persma..... Perlu diketahui bahwa....berjalannya suatu lembaga pers ternyata tak hanya menga cu pada proses redaksi , yang dim ulai dari proses hunting sampai printing saja. Sebagai sebuah organisasi, lembaga pers juga mem erlukan pe n gaturan manajemen secara umum. Manajemen redaksi pers mahasiswa sendiri adalah : keseluruhan dari proses pengaturan sumber daya dalam melakukan kinerja penerbitan (menyangkut  bidang tulis-menulis) ataupun pola pengaturan  dari kinerja redaksi  yang terdapat dalam lingkup aktivitas pers mahasiswa. Lembaga pers biasanya di pimpin oleh pimpinan umum ( General Manager ). Dibawahnya terdapat pemimpin redaksi (manajer  redaksi ) dan pemimpin usaha atau koordinator dana usaha ( marketing manajer ).  Kedua bidang ini, memiliki job descriptions yang berbeda dan terpisah. Tapi keduanya saling mempengaruhi  dan saling mengisi. Redaksi dapat dianggap sebagai ”jantung” dari lembaga pers manapun, s edangkan dana usaha atau marketing ,   seba

Fakultas MIPA selalu sediakan buka Puasa gratis dalam setiap tahunnya

Oleh : Vina Soraya               Marhaban ya Ramadhan, Umat muslim di seluruh dunia tentunya telah menanti datangnya bulan suci ini. Bulan Ramadhan bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT. Selama bulan suci Ramadhan seluruh umat islam diwajibkan berpuasa penuh selama satu bulan. Tentunya seluruh orang muslim akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan dalam bulan suci ini. Banyak kegiatan yang bernilai pahala pada saat bulan ini. Salah satu bentuk berbuat kebaikan dalam bulan puasa ini yaitu memberi makan orang yang berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa maka mendapat ganjaran pahala yang setara dengan orang yang sedang berpuasa.             Agenda buka puasa gratis tentunya selalu menjadi agenda tahunan pada setiap masjid – masjid pada saat bulan Ramadhan tak terkecuali Masjid Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Agenda buka puasa gratis ini telah dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pada Ramadhan tahun ini buka puasa gratis dilaksanakan sejak tanggal 8-17