Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Puisi: Anda di Seberang Samudra

 Anda di seberang samudra  Saya ingin bercerita tentang seorang di seberang sana Jauh letaknya dipisah samudra Jauh berbeda dari segala rupa Dia yang begitu indah penuh pemuja Dan saya sebagai pengagum dari karyanya Rasanya masih sama Sama seperti saat senja dikala saya menemukan anda Rasanya masih sama Sama seperti seperti pertama melihat betapa indah bola mata anda Manusia bilang saya terlalu halu Tapi entah mengapa semua tentang anda saat ini semakin candu Hey.. untuk anda yang saya lihat di layar kaca Saya mengagumi cara tersenyum anda Rasanya sudah gila, tapi sekali lagi saya suka Ini sederhana.. bukan hanya saya Anda perlu tahu.. keberadaan anda cukup berarti untuk beberapa orang di bumi ini Untuk anda yang jauh di seberang samudra Jangan terluka Masih ada banyak mata yang merindu Tersenyumlah agar bulan sabit kecil itu senantiasa tersedu I.Z.  

Puisi: Gelisah Kedewasaan

Gelisah Kedewasaan Oleh: Meitri Widya Pangestika  Semburat hangat berwarna jingga sudah menampakkan dirinya dari ufuk timur  Menggantikan pekatnya langit malam kala itu Waktu berjalan begitu cepatnya Hingga tak terasa diri ini semakin dewasa Genap usia ini menginjak dua puluh tahun  Persaan galau dan gundah silih berganti  Dimana yang jauh akan terasa dekat Yang dekat akan berubah menjadi besi yang berkarat Dewasa bukanlah fase yang menyenangkan Fase dimana pola pikir rumit akan selalu menghantui  Dewasa bukan hanya soal usia Kebebasan bergurau akan tergantikan dengan sibuknya kewajiban  Lantas dimana kebahagiaan itu terletak Sengaja ku selipkan sebuah doa disepanjang malam  Berharap tangan Tuhan akan bekerja dengan semestinya  Membolak-balikkan jalan kehidup seorang hambanya.

Puisi: Keadilan dalam Negara Demokrasi

  Keadilan dalam Negara Demokrasi Cipt: Anggita Dita Sari       Dimana dia berada Aku mencarinya namun tak terlihat jua Dimana dia pergi Keadilan yang ada di negeri ini   Indonesia sudah lepas dari penjajah Namun mengapa banyak rakyat berkeluh kesah Indonesia adalah negara hukum dan demokrasi Namun mengapa seakan dikuasai manusia berdasi   Wahai penguasa negeri Masih ingatkah dengan visi misi Yang kau lantunkan untuk mendapat suara rakyat Salah satu isinya mengubah nasib kaum melarat Namun mana buktinya Mereka menjerit tak berdaya   Keadilan, keadilan, keadilan Ribuan rakyat turun ke jalan Mahasiswa, buruh, tani, rakyat miskin kota meminta keadilan Namun hasilnya sering menyimpang dengan apa yang diharapkan   Lihatlah rakyatmu wahai penguasa negeri Banyak yang tak bermoral, namun lebih banyak yang merintih kesakitan Aku tak tahan melihat para puan yang menangis karena tuan Melihat perut yang terus menggema merindukan nasi Me

Tipografi

Oleh: Nuril Rohmawati