Sebuah Cerita
Oleh: Raisa Imaniar
Seorang gadis kecil bertanya pada dunia
Kemana perginya cahaya?
Semburat senja yang penuh asmara itu
Nyatanya menyambut kelam dengan penuh dendam
Ada amarah yang diselimuti pasrah dalam kepul rokok dan tumang
Ada sedih dibalut senyum perih pada setiap doa dibawah bintang
Ada kalanya semesta bercanda bahwa dunia baik baik saja
Ketika umpatan dan harapan selalu berlomba dengan usia
Wahai ibu
Aku takut melihat dunia saat aku dewasa
Ketika tabir fakta membuka mata dengan tergesa
Bibir tertawa lantang menutup luka lama
Dan logika tak berjalan dengan semestinya
Wahai ayah
Pada setiap sudut purnama aku mendengar lantunanmu
Mengaji dengan penuh khusyuk nan syahdu
Aku rindu bersua dan meramu serbuk cerita
Menatap matamu yang penuh makna dan cinta
Ayah, ibu..
Padamu aku menitipkan suara yang tak pernah bergema
Namun tersirat pada rona bunga, rintik hujan dan deburan samudera
Dipojok warung aku berbincang dengan secangkir fajar
Berkelit dengan dialektika dan dogma yang berpijar
Aku masih berkelana menjelajah khatulistiwa
Berharap garis waktu menuntunku pada buaian pertiwi
Dibawah angkasa yang kian bersahaja
Hingga sukma menyatu sempurna dengan buana
Komentar
Posting Komentar