Langsung ke konten utama

Nihilnya Budaya Dialektika

Perkuliahan adalah proses belajar mengajar yang meliputi komunikasi langsung atau tidak langsung, praktikum, dan pemberian tugas akademik lainnya. Perkuliahan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan metode analisis kepada mahasiswa serta penerapannya sesuai dengan progam studi.

Sering kali dosen tidak peduli akan banyak atau sedikitnya mahasiswa yang mengikuti proses perkuliahan beliau, yah walaupun ada juga sebagian dosen yang masih peduli. Bagi dosen-dosen yang tidak peduli, mereka berfikir ketika mahasiswanya sering tidak mengikuti perkuliahannya akan berdampak ketika UAS, dimana mahasiswa yang absensinya kurang dari 75% maka tidak dapat mengikuti UAS. Hal ini sudah berlangsung sejak lama.

Suka atau tidak suka, ketika dosen memberikan materi di kelas, mereka hanya memberikan sebuah informasi yang tidak utuh. Tugas mahasiswa adalah mencari kepingan-kepingan informasi sisanya, sehingga informasi yang didapatkan mahasiswa menjadi utuh. Ini bedanya dengan proses belajar mengajar para siswa ketika duduk di bangku SMA, SMP maupun SD. Dari sini terlihat jelas kapasitas mahasiswa yang hanya belajar dari proses perkuliahan saja tanpa belajar diluar jam kuliah dengan mahasiswa yang kritis. Tapi hal ini saja belum cukup untuk membedakan mereka yang kritis dengan yang biasa-biasa saja.

Salah satu contoh kecil lainnya adalah ketika proses perkuliahan di kelas, banyak diantara kita hanya menjadi seekor “Kambing Congek” yang hanya menggangguk-angguk saja ketika dosen sedang menerangkan, entah mereka mengerti atau tidak. Kontras sekali ketika beberapa dari teman kita sedang presentasi di depan kelas, kita berubah menjadi seekor “Burung Beo” yang berkicau tiada henti berusaha bertanya ngalor-ngidul tidak jelas. Maka sah-sah saja kalau saya berpendapat bahwa mereka itu sama saja dengan para mahasiswa yang jarang masuk tapi sering belajar seluruh text book, materi-materi perkuliahannya.

Sama saja disini yang saya maksud adalah ketika mahasiswa yang sering masuk kuliah yang hanya datang duduk lalu pulang dengan mahasiswa yang jarang masuk kuliah tapi belajar seluruh materi-materi kuliah, text book, dll, mereka berdua sama-sama mengerti materi dosen tersebut tapi hanya sebatas pemahaman yang diberikan oleh dosen, materi-materi tertulis, text book, dll tanpa menjerap lebih dalam sehingga muncul pemahaman sendiri. Ini saja belum cukup, ketika kita benar-benar mengerti materi tersebut kita juga harus membenturkan pemahaman kita dengan dosen ketika di dalam kelas, hal ini lah yang jarang sekali terjadi, sehingga ketika perkuliahan itu habis atau berubah dengan materi yang baru, materi yang lama sudah kita lupakan dan benar-benar hilang dari otak kita dan pemahaman kita.

Lalu apa yang kita harus lakukan agar komunikasi, interaksi yang hanya satu arah saja ini menjadi proses interaksi dua arah, komunikasi yang baik dan terjadi proses dialektika dalam proses perkuliahan?. Kemudian apa indikator seorang mahasiswa itu mengerti dan paham akan materi-materi kuliah si dosen?.

Hal ini membutuhkan kerjasama seluruh masyarakat kampus. Ruangan kuliah yang nyaman, baik dan bersih, inventaris-inventaris dan peralatan pendukung belajar mengajar juga harus disediakan minimal dapat digunakan, semacam viewer dan komputer, spidol, penghapus dan lain-lain. Metode-metode dosen juga harus lebih memberikan kebebasan minimal peluang mahasiswa untuk bertanya, mahasiswa juga diharuskan berkonsentrasi dan jauhkan prasangka-prasangka dan rasa malu apabila belum mengerti, jalan terbaik yaitu bertanya dan berdiskusi. Pengetahuan teoritis yang kita dapatkan sejauh ini bukan terimplikasikan dengan nilai ujian atau bahkan sampai nilai kuliah kita dapat A, akan tetapi jauh dari itu semua. Pengetahuan teori yang kita dapatkan tak cukup hanya dengan itu, kita juga perlu mengaplikasikannya di kehidupan kita sehari-hari, maka wajar saja ketika seseorang sarjana dengan lulusan Cum Laude hanya paham dan hapal semua teori-teorinya saja, tapi tak mampu mengaplikasikan dalam kehidupannya sehingga ia menjadi seorang penggangguran. Oleh karena itu puas-puaskanlah menjadi seorang mahasiswa, serap, pahami dan aplikasikan seluruh ilmu yang ada di kampus dan luar kampus sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Apabila hal-hal kecil dan terkesan sepele ini dilaksanakan dan ditaati, maka proses perkuliahan kita akan lebih dan sangat bermanfaat sehingga sasaran dan tujuan dari proses perkuliahan itu tercapai dan cita-cita TRI DARMA Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dapat terwujud. Semoga.[Rizki Akbari S]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Redaksi

Salam Persma..... Perlu diketahui bahwa....berjalannya suatu lembaga pers ternyata tak hanya menga cu pada proses redaksi , yang dim ulai dari proses hunting sampai printing saja. Sebagai sebuah organisasi, lembaga pers juga mem erlukan pe n gaturan manajemen secara umum. Manajemen redaksi pers mahasiswa sendiri adalah : keseluruhan dari proses pengaturan sumber daya dalam melakukan kinerja penerbitan (menyangkut  bidang tulis-menulis) ataupun pola pengaturan  dari kinerja redaksi  yang terdapat dalam lingkup aktivitas pers mahasiswa. Lembaga pers biasanya di pimpin oleh pimpinan umum ( General Manager ). Dibawahnya terdapat pemimpin redaksi (manajer  redaksi ) dan pemimpin usaha atau koordinator dana usaha ( marketing manajer ).  Kedua bidang ini, memiliki job descriptions yang berbeda dan terpisah. Tapi keduanya saling mempengaruhi  dan saling mengisi. Redaksi dapat dianggap sebagai ”jantung” dari lembaga pers manapun, s edangkan dana usaha atau marketing ,   seba

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan Oleh: Nurul Mahmuda K egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA ) terkait pelantikan dekan baru periode 2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan. Berdasarkan hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs . Sujito , Ph.D . yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen, mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemu

Fakultas MIPA selalu sediakan buka Puasa gratis dalam setiap tahunnya

Oleh : Vina Soraya               Marhaban ya Ramadhan, Umat muslim di seluruh dunia tentunya telah menanti datangnya bulan suci ini. Bulan Ramadhan bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT. Selama bulan suci Ramadhan seluruh umat islam diwajibkan berpuasa penuh selama satu bulan. Tentunya seluruh orang muslim akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan dalam bulan suci ini. Banyak kegiatan yang bernilai pahala pada saat bulan ini. Salah satu bentuk berbuat kebaikan dalam bulan puasa ini yaitu memberi makan orang yang berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa maka mendapat ganjaran pahala yang setara dengan orang yang sedang berpuasa.             Agenda buka puasa gratis tentunya selalu menjadi agenda tahunan pada setiap masjid – masjid pada saat bulan Ramadhan tak terkecuali Masjid Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Agenda buka puasa gratis ini telah dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pada Ramadhan tahun ini buka puasa gratis dilaksanakan sejak tanggal 8-17