Langsung ke konten utama

Pasar Loak sebagai Pasar Alternatif Masyarakat

Menjadi mahasiswa, apalagi sebagai pendatang dari wilayah lain yang notabene jauh dari orang tua harus benar-benar mampu mengatur semua kebutuhan yang menyangkut masalah keuangan. Sebisa mungkin hemat dalam membelanjakan uang, membeli barang-barang pokok dan mengenyampingkan barang-barang yang tidak terlalu penting.
Namun, tak dapat dipungkiri, kebutuhan mahasiswa sangatlah banyak, peralatan kuliah seperti buku, pakaian buat kuliah, barang–barang elektronik seperti Hp, komputer dan masih banyak lagi yang lainnya. Kebutuhan yang begitu banyak memicu mahasiswa mencari alternatif dalam pemenuhan kebutuhan, yaitu dengan memilih tempat pembelanjaan yang menyediakan barang-barang yang berkualitas tapi murah. Dalam hal ini pasar loak menjadi pasar alternatif bagi mahasiswa.
Pasar loak merupakan pasar yang menyediakan barang-barang seperti buku, baju, hingga barang elektonik. Di pasar ini barang-barang tersebut dijual jauh lebih murah dari harga toko. Hal ini dikarenakan barang yang dijual dipasar ini kebanyakan adalah barang-barang bekas. Tapi Ada juga sebagian barang yang bukan barang bekas namun biasanya kualitasnya agak rendah. Pasar loak di Jember terdapat di berbagai daerah tergantung jenis barangnya, seperti jenis buku di Blok M, baju di mangli dan barang-barang otomotif di gebang.
Kenyataan bahwa barang yang dijual merupakan barang bekas tidak membuat sebagian mahasiswa mengurungkan keinginannya untuk tetap membeli barang-barang kebutuhan mereka di pasar loak tersebut. Hal ini terbukti dari hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa yang kebanyakan masih senang membeli barang di pasar loak tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa, hampir semuanya pernah membeli barang di pasar loak dengan alasan yang cukup sederhana yaitu “murah”. Sedangkan masalah kualitas menjadi faktor kedua. 14 dari 15 mahasiswa yang diwawancara mengaku lebih senang beli di pasar loak daripada di toko. Barang yang biasa dan paling sering dibeli oleh mahasiswa di pasar loak ialah buku untuk bahan kuliah.
Kebutuhan akan buku yang tidak sedikit sebagai referensi dalam perkuliahan yang disertai dengan alasan minimnya uang di kantong membuat mahasiswa menjadikan pasar loak sebagai pasar alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa mengeluarkan uang yang cukup banyak. Menurut mereka, kualitas buku yang dijual di pasar loak tidak terlalu jauh berbeda dari toko buku resmi, sedangkan perbandingan harganya bisa mencapai 1:2, kebanyakan harga di pasar loak 50% lebih murah dari Gramedia atau toko-toko buku lainnya. Sedangkan kualitasnya tidak jauh berbeda.
Beberapa tanggapan mahasiswa mengenai keuntungan beli di pasar loak: “Daripada ngopy mbak, ya mending beli di pasar loak aja, mana covernya lebih bagus, kualitas kertasnya juga lebih baik. Dan biasanya kalo ngopy itu lebih mahal. Sedangkan kalo beli aslinya tambah jauh lebih mahal. Biasanya dapat dua atau tiga buku malah cuma dapet satu buku. Kualitasnya gak jauh beda ma yang di gramed, mungkin cuma beda penjilidannya ma segelnya ja”.ujar salah satu mahasiswi Pendidikan Ekonomi UNEJ yang tak mau disebut namanya.
“Saya biasanya beli di pasar loak, disana murah-murah mbak, kualitasnya gak jauh beda ma yang di gramed ato toko buku lainnya. Walopun bekas tapi isi bukunya tetep sama kok, apalagi buku-buku pelajaran untuk anak SD. Pas banget kalo Cuma buat refensi ngelesi. Kalo beli di gramed, ya,, uangku mana cukup”,ujar Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris UNEJ.
Sedangkan 12 mahasiswa lainnya mengatakan hal yang hampir sama dengan tanggapan di atas. Bahkan salah satu mahasiswa FKIP UNEJ mengaku bahwa hampir semua buku pelajarannya waktu SMA dibeli dari pasar loak hingga sekarang.
Itu dalam hal buku, namun tidak untuk barang-barang elektronik, otomotif, dan pakaian. Untuk barang-barang elektronik atau barang-barang otomotif. Mereka lebih suka membeli di toko daripada di pasar loak, hal ini dikarenakan resiko kerusakan barang lebih tinggi.
“kalo masalah harga jelas lebih murah kalo barang-barang otomotif harus pinter-pinter milihnya” ujar mahasiswa kimia FMIPA UNEJ. Sedangkan untuk barang-barang elektronik salah satu mahasiswi memberi komentar “ kalo barang elektronik mending beli di tokonya, kalo mau beli di pasar loak ya harus benar-benar mengerti tentang elektronik, soalnya brang-barang elektronik itu resiko keadaan buruk barangnya sangat tinggi dan kualitasnya tidak bisa langsung dilihat dengan mata telanjang seperti buku”
Dalam hal pakaian, kebanyakan mahasiswa lebih memilih toko Nico sebagai tempat berbelanja. Selain kualitas yang standar harganya pun juga standar sesuai uang saku mahasiswa yang notabene merupakan anak kosan. Sedikit sekali yang beli pakaian di pasar loak. Hal ini dikarenakan ada pandangan yang agak negatif terhadap pakaian yang dijual di pasar loak yang biasanya dikenal dengan sebutan babebo (baju bekas bos) sehingga masih ada perasaan jijik untuk memakainya. Namun ada juga sebagian yang masih suka beli baju babebo seperti kaos-kaos untuk baju rumahan dengan alasan bahwa biasanya baju babebo tersebut hanya pernah dipakai paling sering dua kali oleh pemilik pertamanya, sehingga tidak terlalu jijik untuk membeli dan memakainya. Biasanya baju babebo ini dipakai hanya untuk waktu nyantai di rumah sebagai baju pengganti saja.
Paparan di atas dapat ditarik benamg merah bahwa; tidak semua barang yang dijual di pasar loak menjadi sasaran para mahasiswa seperti dalam hal buku mahasiswa lebih memilih pasar loak sebagai pasar alternatif dalam pemenuhan kebutuhan yang terkadang tidak sesuai dengan uang saku. Namun dalam hal elektronik perlu pengetahuan yang lebih dalam hal bidang elektronik agar barang yang dibeli tidak terlalu buruk. Sehingga kebanyakan mahasiswa lebih memilih toko sebagai tempat pembelian barang elektronik daripada di pasar loak yang resiko rusaknya sangat tinggi. Sedangkan dalam hal pakaian mahasiswa lebih memilih membeli di toko dengan harga dan kualitas standar.[Ainul Maghfiroh]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan Oleh: Nurul Mahmuda K egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA ) terkait pelantikan dekan baru periode 2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan. Berdasarkan hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs . Sujito , Ph.D . yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen, mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemu

Fakultas MIPA selalu sediakan buka Puasa gratis dalam setiap tahunnya

Oleh : Vina Soraya               Marhaban ya Ramadhan, Umat muslim di seluruh dunia tentunya telah menanti datangnya bulan suci ini. Bulan Ramadhan bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT. Selama bulan suci Ramadhan seluruh umat islam diwajibkan berpuasa penuh selama satu bulan. Tentunya seluruh orang muslim akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan dalam bulan suci ini. Banyak kegiatan yang bernilai pahala pada saat bulan ini. Salah satu bentuk berbuat kebaikan dalam bulan puasa ini yaitu memberi makan orang yang berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa maka mendapat ganjaran pahala yang setara dengan orang yang sedang berpuasa.             Agenda buka puasa gratis tentunya selalu menjadi agenda tahunan pada setiap masjid – masjid pada saat bulan Ramadhan tak terkecuali Masjid Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Agenda buka puasa gratis ini telah dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pada Ramadhan tahun ini buka puasa gratis dilaksanakan sejak tanggal 8-17

Manajemen Redaksi

Salam Persma..... Perlu diketahui bahwa....berjalannya suatu lembaga pers ternyata tak hanya menga cu pada proses redaksi , yang dim ulai dari proses hunting sampai printing saja. Sebagai sebuah organisasi, lembaga pers juga mem erlukan pe n gaturan manajemen secara umum. Manajemen redaksi pers mahasiswa sendiri adalah : keseluruhan dari proses pengaturan sumber daya dalam melakukan kinerja penerbitan (menyangkut  bidang tulis-menulis) ataupun pola pengaturan  dari kinerja redaksi  yang terdapat dalam lingkup aktivitas pers mahasiswa. Lembaga pers biasanya di pimpin oleh pimpinan umum ( General Manager ). Dibawahnya terdapat pemimpin redaksi (manajer  redaksi ) dan pemimpin usaha atau koordinator dana usaha ( marketing manajer ).  Kedua bidang ini, memiliki job descriptions yang berbeda dan terpisah. Tapi keduanya saling mempengaruhi  dan saling mengisi. Redaksi dapat dianggap sebagai ”jantung” dari lembaga pers manapun, s edangkan dana usaha atau marketing ,   seba