Oleh : Abd. Rouf Rizqon
Mahasiswa
merupakan salah satu generasi pnerus bangsa yang diyakini mampu membawa bangsa
Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal itu dikarenakan mahasiswa adalah
termasuk kaum atau golongan cendekiawan serta intelektual. Harapan masyarakat
terhadap mahasiswa adalah agar bisa menjadi salah satu aset yang sangat
dibutuhkan bagi bangsa dengan memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan dan
perkembangan bangsa Indonesia. Ketika menyandang gelar mahasiswa, bukan
zamannya lagi menjadi sekedar pelaku pasif akan perubahan sosial yang terjadi
di masyarakat, melainkan menjadi pelaku dari perubahan tersebut demi
menyampaikan aspirasi masyarakat untuk lebih baik, adil dan makmur.
Tridharma
perguruan tinggi merupakan suatu amanah yang berada di pundak mahasiswa yang diwajibkan
oleh perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 ayat 9). Tuntutan
dari 3 pilar tersebut yang membuat para mahasiswa tak hanya mementingkan akan
ilmu pengetahuan di bangku kuliah saja, melainkan harus diaplikasikan dalam
bentuk penelitian ilmiah yang nantinya berujung pada pengabdian kepada
masyarakat. Pendidikan merupakan suatu usaha yang sudah terencana untuk proses
pembelajaran transfer ilmu dari pembicara kepada pendengar untuk memiliki
kekuatan spiritual, kepribadian, dn akhlak yang mulia. Penelitian merupakan
suatu kegiatan metode ilmiah secara sistematis dengan tujuan untuk memperoleh
informasi, data melalui pengujianterhadap cabang ilmu dan teknologi. Sedangkan
pengabdian masyarakat merupakan suatu kegiatan dari civitas akademika dengan
tujuan untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat.
Agent of
change suatu bentuk upaya untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih
positif demi memperbaiki diri dan lingkungan sekitar ke arah yang lebih baik.
Arti perubahan disini sangat rentan berkenaan dengan perkembangan jaman seperti
saat ini yang banyak mahasiswa terjebak di dalamnya dan menjadi perubahan yang
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sosial control merupakan suatu
tindakan yang harus dimiliki oleh segenap akademika untuk menumbuhkan sifat
kepedulian sosial terhadap masyarakat. Kepedulian disini bukan hanya aksi turun
jalan melainkan lebih memberikan bantuan moral dan materil kepada masyarakat
yang membutuhkan. Iron stock merupakan suatu bentuk pendelegasian diri
untuk dipersiapkan menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan. Menjadi iron
stock harus memiliki soft skill seperti leadership, public speaking. Membentuk
kepribadian mahasiswa yang tangguh dan memiliki wawasan yang laus terhadap
permasalahan bangsa dan negara.
Dari beberapa
teori di atas menggambarkan bahwa pada hakekatnya beban dan tanggung jawab
mahasiswa itu sangat berat. Perubahan-perubahan ideologi diri yang semakin
menuju ke arah individualisme membuat bebab dan tanggung jawab semakin sulit
untuk direalisasikan secara nyata, kepedulian terhadap rakyat sudah semakin
menurun. Bahkan tidak sedikit mahasiswa yang menjadi penonton ketika ada
kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang memihak kepada rakyat.
Seiring
perkembangan jaman, banyak perubahan-perubahan atau kebiasaan dari semua
kalangan, tak terkecuali mahasiswa. Kata ngopi merupakan kata yang sudah tidak
asing bagi pemuda yang namanya mahasiswa. Satu kata yang memiliki beberapa
makna ini, seakan sudah menjadi kebutuhan bagi semua di kalangan mahasiswa.
Sebagai penyandang tridharma perguruan tinggi dan memiliki amanah
sebagai agent of change, sosial control, dan iron stock membuat para mahasiswa seakan menjadikan ngopi
adalah sebagai suatu kebutuhan hidup bagi mereka. Mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan dan pengalaman membuat
mereka sangat enggan jauh dari aktivitas ngopi. Hampir setiap malam ngopi
selalu dilakukan untuk mendapatkan suatu inspirasi diri untuk menitih masa
depan yang gemilang.
Mahasiswa
biasanya tidak melakukan ngopi dengan sesama mahasiswanya saja, tetapi mereka
melakukan ngopi dengan semua kalangan mulai dari kalangan petani, tokoh
masyarakat, hingga pengusaha sukses. Hal itu mereka lakukan karena semata-mata
ingin mencari pengalaman dan pengetahuan yang lebih dan tidak berada di dalam
kampus sekaligus mencari relasi dari pihak-pihak yang mereka butuhkan nantinya.
Namun, di era
sekarang ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa dalam
menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi di masa sekarang. Bangsa Indonesia
nantinya akan disibukkan dengan rekayasa sosial, didukung dengan perkembangan
teknologi informasi yang tidak ada batasannya menjadikan bahan pembenahan diri
bagi pemuda atau mahasiswa agar siap dalam menghadapi semua permaslahan bangsa.
Seperti halnya berita hoax yang saat ini ramai beredar di semua kalangan
masyarakat. Menyikapi permasalahan tersebut, mahasiswa selaku pelaku akademisi,
dituntut untuk lebih kritis dalam menyikapi setiap berita-berita yang beredar
di masyarakat yang masih diragukan kebenarannya.
Permasalahan
yang kedua adalah semakin maraknya korupsi yang terjadi di kalangan kepala
daerah. Korupsi seakan-akan sudah membudidaya di Indonesia mengingat hukum yang
tidak terlalu berat dinilai cenderung diremehkan oleh pihak-pihak terkait untuk
melancarkan aksinya. Untuk memutus kebiasaan tersebut, tentu harus dimulai dari
lingkungan kampus. Karena lingkungan kampus merupakan gambaran mini seluk beluk
perjalanan roda pemerintahan. Jika dalam proses berorganisasi sudah belajar
korupsi, bukan tidak mungkin nantinya akan dibawa jika menjadi pejabat. Lantas
siapa yang akan merubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik di ruang lingkup
kampus? Tak alin adalah mahasiswanya sendiri sebagai pribadi yang berilmu dan
memiliki wawasan yang luas.Disini peran sesungguhnya yang harus dimunculkan
bagi mahasiswa. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang beredar di
masyarakat bangsa ini.
Salah satu
cara yang tidak boleh dilupakan adalah dengan cara ngopi (ngobrol pintar). Karena
dengan ngopi atau biasa disebut ngobrol pintar mereka percaya banyak hal yang
bisa dipecahkan dan diselesaikan baik itu tentang persoalan bangsa dan negara.
Akan banyak solusi-solusi yang secara tidak sengaja akan muncul dari efek
gesekan-gesekan pertukaran ilmu dan pengalaman dari semua kalangan. Dari
kebiasaan ngopi (ngobrol pintar) inilah nanti akan terbentuk suatu
gagasan-gagasan atau pemikiran yang efektif untuk bisa diterapkan dalam
menanggulangi permasalahn-permasalahan yang ada, tak terkecuali permasalahan
bangsa dan negara.
Komentar
Posting Komentar