Langsung ke konten utama

Pancasila, Masihkah Sakti?

Oleh : Rizki Gangsar


1 Oktober merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia semakin menguat pasca peristiwa Gerakan 30 September yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia yang biasa kita sebut sebagai peristiwa G30S/PKI. Hari Kesaktian Pancasila resmi ditetapkan tanggal 1 Oktober 1965 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Perjalanan Pancasila mulai dari perumusan hingga tanggal 18 Agustus 1945 resmi disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagai dasar Negara Indonesia mengalami berbagai macam proses revisi oleh para Pendiri Bangsa. Ideologi Pancasila merepresentasikan pengayoman terhadap keberagaman Bangsa Indonesia. Lima sila yang ada menunjukkan keyakinan dan cara berpikir untuk mewujudkan tujuan Bangsa.

Baru-baru ini kita sempat dihebohkan dengan adanya Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Trisila dan Ekasila yang disampaikan Presiden Soekarno pada pidato dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 kembali muncul dalam draft RUU HIP. Ketuhanan yang Berkebudayaan menjadi hangat diperbincangkan berbagai kalangan. Terlepas dari RUU HIP, apakah Pancasila sendiri sudah kuat sebagai ideologi bangsa saat ini? Apakah cita-cita yang tertanam dalam setiap sila dapat terwujud?

Setiap sila yang tertulis pada Pancasila sudah sangat jelas, namun pelaksanaannya masih jauh dari yang dituliskan. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” masih sekedar kalimat tanpa perwujudan. Kita ambil salah satu contoh ketidakadilan yang terjadi dibawah naungan sila kelima. Dikutip dalam laman http://www.alfabet-alpha.com/2020/09/aliansi-jember-menggugat-lakukan-aksi.html, Aliansi Jember Menggugat mengajukan tuntutan yang merupakan kritik untuk pemerintahan dalam membuat kebijakan yang merugikan dan berdampak buruk bagi para petani. Salah satu orator menyampaikan bahwa ada kasus kriminalisasi di wilayah perhutani. Hal tersebut membuktikan bahwa petani yang mempunyai peran penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan malah mendapat perlakuan yang tidak semestinya. Masih banyak lagi bentuk kurangnya perwujudan dari sila-sila Pancasila.

Melihat apa yang terjadi, masihkan Pancasila dikatakan sakti? Apakah kesaktian Pancasila mulai pudar sehingga pembuat kebijakan tidak mampu mengayomi masyarakat dengan kekuasaannya? Kalau tidak, Kesaktian Pancasila hanya formalitas tanpa makna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Redaksi

Salam Persma..... Perlu diketahui bahwa....berjalannya suatu lembaga pers ternyata tak hanya menga cu pada proses redaksi , yang dim ulai dari proses hunting sampai printing saja. Sebagai sebuah organisasi, lembaga pers juga mem erlukan pe n gaturan manajemen secara umum. Manajemen redaksi pers mahasiswa sendiri adalah : keseluruhan dari proses pengaturan sumber daya dalam melakukan kinerja penerbitan (menyangkut  bidang tulis-menulis) ataupun pola pengaturan  dari kinerja redaksi  yang terdapat dalam lingkup aktivitas pers mahasiswa. Lembaga pers biasanya di pimpin oleh pimpinan umum ( General Manager ). Dibawahnya terdapat pemimpin redaksi (manajer  redaksi ) dan pemimpin usaha atau koordinator dana usaha ( marketing manajer ).  Kedua bidang ini, memiliki job descriptions yang berbeda dan terpisah. Tapi keduanya saling mempengaruhi  dan saling mengisi. Redaksi dapat dianggap sebagai ”jantung” dari lembaga pers manapun, s edangkan dana usaha atau marketing ,   seba

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan

Jawaban Rektor UNEJ Terkait Pelantikan Dekan Oleh: Nurul Mahmuda K egaduhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA ) terkait pelantikan dekan baru periode 2016-2020 sudah tercium sejak akhir 2015. Isu mengenai Rektor Universitas Jember (UNEJ) yang tidak melantik dekan dengan perolehan suara tertinggi menjadi fakta yang harus diterima oleh warga FMIPA. Kamis (14/01) bertempat di Gedung Rektorat Universitas Jember, pelantikan Dekan baru FMIPA telah dilangsungkan. Berdasarkan hasil pemberian pertimbangan oleh senat fakultas yang berupa pemungutan suara menyebutkan bahwa perolehan suara tertinggi adalah Dr. Kahar Muzakhar, S.Si., namun dekan FMIPA yang dilantik yaitu Drs . Sujito , Ph.D . yang memiliki selisih tiga suara. Hal ini menuai protes dari beberapa lini di FMIPA. Beberapa Senat fakultas, dosen, mahasiswa maupun karyawan memprotes dan menyayangkan mengenai kejadian ini. Seperti halnya Itok Dwi, mahasiswa kimia 2012, menganggap bahwa pemu

Fakultas MIPA selalu sediakan buka Puasa gratis dalam setiap tahunnya

Oleh : Vina Soraya               Marhaban ya Ramadhan, Umat muslim di seluruh dunia tentunya telah menanti datangnya bulan suci ini. Bulan Ramadhan bulan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT. Selama bulan suci Ramadhan seluruh umat islam diwajibkan berpuasa penuh selama satu bulan. Tentunya seluruh orang muslim akan berlomba – lomba untuk berbuat kebaikan dalam bulan suci ini. Banyak kegiatan yang bernilai pahala pada saat bulan ini. Salah satu bentuk berbuat kebaikan dalam bulan puasa ini yaitu memberi makan orang yang berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa maka mendapat ganjaran pahala yang setara dengan orang yang sedang berpuasa.             Agenda buka puasa gratis tentunya selalu menjadi agenda tahunan pada setiap masjid – masjid pada saat bulan Ramadhan tak terkecuali Masjid Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Agenda buka puasa gratis ini telah dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pada Ramadhan tahun ini buka puasa gratis dilaksanakan sejak tanggal 8-17