Tahukah kalian apa itu papuma, pernahkah kalian kesana. Papuma adalah singkatan dari pantai pasir putih malikan. Papuma ini merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Jember tepatnya di pantai selatan kota Jember yang dikelola oleh BUMN. Di daerah ini terdapat hutan lindung dengan satwa liar yang masih lestari, diantaranya rusa, monyet dan ular. Banyak wisatawan baik domestik maupun manca yang terpukau dengan keindahan dan keadaan alamnya yang masih segar. Semua penduduk baik asli, pedagang ataupun para petugas yang ada disana terkenal ramah dengan wisatawan yang datang. Setiap pengunjung yang datang ke papuma ini diasuransikan kepada pihak PT. Jasa Raharja. Jadi kenyamanan pengunjung merupakan prioritas utama dari obyek wisata ini.
Tempat ini sangat cocok digunakan sebagai arena yang menyenangkan untuk berkumpul bersama keluarga terutama saat hari libur. Keindahan alamnya yang masih segar dan bersih membuat pengunjung dapat mengurangi rasa penatnya akibat aktifitas sehari-hari. Tidak hanya itu, bagi sebagian orang tempat ini juga dijadikan sebagai pembawa inspirasi.
Banyak yang bisa dilakukan di Papuma ini, mulai dari hal Memancing, mandi di pantai, hingga foto-foto bersama teman, keluarga atau pacar, dan sebagainya. Bahkan pak Narto (41) salah satu pengunjung asal kecamatan Silo-Jember ini mengatakan “papuma itu adalah sorga dunia setelah istri saya, dik”. Namun yang luput dari sorotan pengunjung adalah akibat terlalu “mabuk daratan”, mereka sering mengabaikan keselamatannya sendiri dengan mengabaikan rambu-rambu yang ada. Bahkan sering terjadi kecelakaan pada pengunjung dengan persentase tertinggi adalah korban tenggelam yang didominasi oleh kaum remaja. Dari kasus korban tenggelam, banyak yang bisa diselamatkan oleh petugas. Namun ada juga yang tidak bisa diselamatkan (meninggal).
Suwarti (40) salah satu pedagang kaki lima (PKL) asal sumber Rejo yang “nongkrong” disana selama kurang lebih 10 tahun mengatakan bahwa sebulan lalu ada dua pemuda yang meninggal akibat ganasnya ombak. Waktu itu sekitar sore hari saat ramai-ramainya pengunjung, kedua pemuda tersebut berniat memancing ke laut, lalu mereka menyewa perahu nelayan. Pada saat itu cuaca sedang bersahabat, tidak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang membahayakan. Namun, setelah lama di tengah laut tiba-tiba ombak datang menghantam perahu yang ditumpanginya. Perahunya terbalik dan korbanpun tak terselamatkan.
Menurut Handoko (42) yang menjabat sebagai koordinator lapangan bagian keselamatan pengunjung di daerah papuma ini membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa sejak dirinya bekerja dari tahun 2003 hingga sekarang, sudah ada dua kasus korban meninggal. Kasus pertama sekitar 5 tahun terakhir dengan dua orang tewas dan satu orang lainnya dinyatakan hilang hingga sampai saat ini. Ketiga korban tersebut merupakan pemuda asal Lumajang yang statusnya masih pelajar SMA. Kasus kedua terjadi sekitar sebulan yang lalu dengan dua orang meninggal. Korban ini sedang memancing dilaut, namun naas tiba-tiba ada ombak besar datang membalikkan perahu yang ditumpanginya dan korbanpun tak terselamatkan. Bahkan jasadnya baru ditemukan seminggu kemudian setelah dilakukan tiga hari penyisiran pantai yang kemudian jasadnya langsung dibawa ke RSU terdekat.
Beliau berpesan kepada seluruh pengunjung “nikmatilah surga dunia ini. Tapi ingat jaga keselamatan anda karena keluarga menanti anda di rumah. Hal ini bisa diwujudkan dengan melaksanakan peraturan yang ada, jangan jadikan tempat yang indah ini sebagai tempat yang mesum, dan berdoalah agar anda semua terhindar dari segala bencana karena semua itu datang dari Tuhan yang Maha Kuasa”.
[Riris dan Eko matematika 09, anak magang ALPHA]
Tempat ini sangat cocok digunakan sebagai arena yang menyenangkan untuk berkumpul bersama keluarga terutama saat hari libur. Keindahan alamnya yang masih segar dan bersih membuat pengunjung dapat mengurangi rasa penatnya akibat aktifitas sehari-hari. Tidak hanya itu, bagi sebagian orang tempat ini juga dijadikan sebagai pembawa inspirasi.
Banyak yang bisa dilakukan di Papuma ini, mulai dari hal Memancing, mandi di pantai, hingga foto-foto bersama teman, keluarga atau pacar, dan sebagainya. Bahkan pak Narto (41) salah satu pengunjung asal kecamatan Silo-Jember ini mengatakan “papuma itu adalah sorga dunia setelah istri saya, dik”. Namun yang luput dari sorotan pengunjung adalah akibat terlalu “mabuk daratan”, mereka sering mengabaikan keselamatannya sendiri dengan mengabaikan rambu-rambu yang ada. Bahkan sering terjadi kecelakaan pada pengunjung dengan persentase tertinggi adalah korban tenggelam yang didominasi oleh kaum remaja. Dari kasus korban tenggelam, banyak yang bisa diselamatkan oleh petugas. Namun ada juga yang tidak bisa diselamatkan (meninggal).
Suwarti (40) salah satu pedagang kaki lima (PKL) asal sumber Rejo yang “nongkrong” disana selama kurang lebih 10 tahun mengatakan bahwa sebulan lalu ada dua pemuda yang meninggal akibat ganasnya ombak. Waktu itu sekitar sore hari saat ramai-ramainya pengunjung, kedua pemuda tersebut berniat memancing ke laut, lalu mereka menyewa perahu nelayan. Pada saat itu cuaca sedang bersahabat, tidak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang membahayakan. Namun, setelah lama di tengah laut tiba-tiba ombak datang menghantam perahu yang ditumpanginya. Perahunya terbalik dan korbanpun tak terselamatkan.
Menurut Handoko (42) yang menjabat sebagai koordinator lapangan bagian keselamatan pengunjung di daerah papuma ini membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa sejak dirinya bekerja dari tahun 2003 hingga sekarang, sudah ada dua kasus korban meninggal. Kasus pertama sekitar 5 tahun terakhir dengan dua orang tewas dan satu orang lainnya dinyatakan hilang hingga sampai saat ini. Ketiga korban tersebut merupakan pemuda asal Lumajang yang statusnya masih pelajar SMA. Kasus kedua terjadi sekitar sebulan yang lalu dengan dua orang meninggal. Korban ini sedang memancing dilaut, namun naas tiba-tiba ada ombak besar datang membalikkan perahu yang ditumpanginya dan korbanpun tak terselamatkan. Bahkan jasadnya baru ditemukan seminggu kemudian setelah dilakukan tiga hari penyisiran pantai yang kemudian jasadnya langsung dibawa ke RSU terdekat.
Beliau berpesan kepada seluruh pengunjung “nikmatilah surga dunia ini. Tapi ingat jaga keselamatan anda karena keluarga menanti anda di rumah. Hal ini bisa diwujudkan dengan melaksanakan peraturan yang ada, jangan jadikan tempat yang indah ini sebagai tempat yang mesum, dan berdoalah agar anda semua terhindar dari segala bencana karena semua itu datang dari Tuhan yang Maha Kuasa”.
[Riris dan Eko matematika 09, anak magang ALPHA]
Komentar
Posting Komentar