Pendidikan merupakan hak dasar setiap Warga Negara Indonesia. Dewasa ini untuk memperoleh pendidikan ternyata sangat susah dan mahal, apalagi buat kalangan menengah ke bawah. Akses untuk memperoleh pendidikan tinggi bagi mereka sangat berat dan mahal. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menjadi incaran utama bagi mereka –kalangan menengah ke bawah– ternyata kuota masuknya dipersempit, ditambah lagi jumlah PTN yang ada di Indonesia semakin sedikit saja, yang dulu ada 82 Perguruan Tinggi Negeri sekarang menyusut menjadi 57 Perguruan Tinggi Negeri yang tersebar di seluruh penjuru Negeri ini.
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) –yang dulu bernama UMPTN– adalah jalur seleksi nasional bersama yang dibuka bagi para lulusan SMA/SMK/Sederajat lulusan 2008, 2009 dan UN 2010 ini dimaksudkan untuk menjaring sebanyak-banyaknya calon mahasiswa yang akan kuliah di kampus negeri yang mereka pilih sendiri. Alih-alih peserta SNMPTN yang lulus dan bergrade tinggi belum tentu dapat langsung kuliah di kampus pilihannya tersebut, dikarenakan kampus –tempat si calon mahasiswa– mempunyai kuota yang sangat kecil dari jalur SNMPTN ini. Hal ini dikarenakan minimnya kucuran dana dari Pemerintah yang rata-rata 15-60 persen dari kebutuhan.
Kecilnya kucuran dana tersebut menyebabkan Perguruan Tinggi Negeri melakukan usaha-usaha untuk mencari dan menutup kebutuhan akan dana seperti meminta dari mahasiswa dan alumni, mengadakan usaha-usaha yang profit oriented. Contoh kecilnya adalah banyak dari Perguruan Tinggi Negeri membuka jalur seleksi masuk yang lain –di luar SNMPTN– macam jalur prestasi, seleksi lokal dll. Jalur masuk tersebut bukannya murah melainkan sangat mahal, untuk uang formulir pendaftarannya saja berkisar dari Rp.175.000 sampai Rp.800.000 belum lagi setelah calon mahasiswa tersebut diterima ada biaya tambahan pula yang tidak sedikit jumlahnya.
Universitas Jember, tahun ini akan menerima sekitar 5.300 mahasiswa baru, sekitar 2.300 diantaranya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sekitar 1.000 mahasiswa baru lainnya diterima melalui jalur PMDK, 2.000 mahasiswa baru dari jalur lokal, dan 300 mahasiswa dari program beasiswa Bidik Misi. "Mengapa kami harus membuka jalur ujian lokal? Ujian lokal adalah wujud tanggung jawab sosial dari Universitas Jember terhadap beberapa daerah sekitar," kata Rektor Universitas Jember Sutikto.(Kompas.com)
Pendidikan kini menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Hal ini merupakan hal yang bagus tentunya karena masyarakat sudah benar-benar menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan utama selain pangan, papan dan sandang. Berlainan dengan realitas yang terjadi sekarang ini, dimana akses pendidikan bagi masyarakat –khususnya dari kelas menengah ke bawah– semakin sempit dan mahal. Perguruan Tinggi Negeri pun harus lebih memprioritaskan kuota lebih pada masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan pendidikan tinggi sehingga kesenjangan sosial yang terjadi tidak cukup lebar (walau kita sendiri tahu kesenjangan itu sangatlah lebar). Negara wajib membiayai semua warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan seperti yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. [Redaksi]
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) –yang dulu bernama UMPTN– adalah jalur seleksi nasional bersama yang dibuka bagi para lulusan SMA/SMK/Sederajat lulusan 2008, 2009 dan UN 2010 ini dimaksudkan untuk menjaring sebanyak-banyaknya calon mahasiswa yang akan kuliah di kampus negeri yang mereka pilih sendiri. Alih-alih peserta SNMPTN yang lulus dan bergrade tinggi belum tentu dapat langsung kuliah di kampus pilihannya tersebut, dikarenakan kampus –tempat si calon mahasiswa– mempunyai kuota yang sangat kecil dari jalur SNMPTN ini. Hal ini dikarenakan minimnya kucuran dana dari Pemerintah yang rata-rata 15-60 persen dari kebutuhan.
Kecilnya kucuran dana tersebut menyebabkan Perguruan Tinggi Negeri melakukan usaha-usaha untuk mencari dan menutup kebutuhan akan dana seperti meminta dari mahasiswa dan alumni, mengadakan usaha-usaha yang profit oriented. Contoh kecilnya adalah banyak dari Perguruan Tinggi Negeri membuka jalur seleksi masuk yang lain –di luar SNMPTN– macam jalur prestasi, seleksi lokal dll. Jalur masuk tersebut bukannya murah melainkan sangat mahal, untuk uang formulir pendaftarannya saja berkisar dari Rp.175.000 sampai Rp.800.000 belum lagi setelah calon mahasiswa tersebut diterima ada biaya tambahan pula yang tidak sedikit jumlahnya.
Universitas Jember, tahun ini akan menerima sekitar 5.300 mahasiswa baru, sekitar 2.300 diantaranya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sekitar 1.000 mahasiswa baru lainnya diterima melalui jalur PMDK, 2.000 mahasiswa baru dari jalur lokal, dan 300 mahasiswa dari program beasiswa Bidik Misi. "Mengapa kami harus membuka jalur ujian lokal? Ujian lokal adalah wujud tanggung jawab sosial dari Universitas Jember terhadap beberapa daerah sekitar," kata Rektor Universitas Jember Sutikto.(Kompas.com)
Pendidikan kini menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Hal ini merupakan hal yang bagus tentunya karena masyarakat sudah benar-benar menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan utama selain pangan, papan dan sandang. Berlainan dengan realitas yang terjadi sekarang ini, dimana akses pendidikan bagi masyarakat –khususnya dari kelas menengah ke bawah– semakin sempit dan mahal. Perguruan Tinggi Negeri pun harus lebih memprioritaskan kuota lebih pada masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan pendidikan tinggi sehingga kesenjangan sosial yang terjadi tidak cukup lebar (walau kita sendiri tahu kesenjangan itu sangatlah lebar). Negara wajib membiayai semua warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan seperti yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. [Redaksi]
Komentar
Posting Komentar