Bapak Samsul (35 tahun) adalah salah satu pemilik warung lesehan di sana. Pak Samsul dikenal sebagai orang pertama yang mendirikan warung lesehan di daerah tersebut sejak 12 tahun yang lalu. Dimulai dari usaha kecil – kecilan sampai menjadi salah satu warung yang cukup besar diantara warung lainnya. Dimulai seorang diri hingga kini dibantu dua karyawannya menunjukkan perkembangan usahanya yang dirintis dari bawah.
Letak bangunan yang berada di lereng dan hanya bertumpu pada pilahan bambu menunjukkan keunikan konstruksi bangunan dari lesehan tersebut dan membuatnya berbeda dari lesehan lain pada umumnya. Ide lesehan berpilar bambu ini tercetus berdasarkan pengalamannya sebagai pekerja proyek beberapa tahun yang lalu. Tak hanya menjadi tempat persinggahan, warung lesehan milik Pak Samsul juga kerap digunakan untuk berbagai acara, mulai diskusi mahasiswa hingga perayaan ulang tahun.
Pengunjungnya beragam, dari anak-anak hingga lansia. Menu yang disajikan pun sederhana, mulai mie rebus, roti bakar, hingga nasi goreng tersedia. Seiring berjalannya waktu menu juga bertambah. Awalnya hanya gorengan dan kopi,kemudian berlanjut dengan menambahkan menu-menu lain yang lebih diminati pengunjung. Ide-ide masakan didapat dari masukan para pengunjung sendiri. Namun tetap nasi goreng yang menjadi menu favorit di warung lesehan ini.
Pengunjungnya beragam, dari anak-anak hingga lansia. Menu yang disajikan pun sederhana, mulai mie rebus, roti bakar, hingga nasi goreng tersedia. Seiring berjalannya waktu menu juga bertambah. Awalnya hanya gorengan dan kopi,kemudian berlanjut dengan menambahkan menu-menu lain yang lebih diminati pengunjung. Ide-ide masakan didapat dari masukan para pengunjung sendiri. Namun tetap nasi goreng yang menjadi menu favorit di warung lesehan ini.
Warung lesehan tersebut buka mulai pukul setengah delapan pagi hingga jam sepuluh malam. Sebelumnya beliau pernah mendapat teguran oleh petugas kecamatan karena berjualan diatas jam sepuluh malam tiga tahun yang lalu. Hal ini karena tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Rembangan karena dapat mengganggu ketertiban umum.
Dengan penghasilan minimal 1,5 juta perbulan pak Samsul merasa belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, terlebih beliau mempunyai anak terlebih untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang beranjak dewasa. Apalagi melihat harga bahan baku yang semakin meningkat seiring naiknya harga sembako. Oleh karna itu beliau membuka usaha selain usaha ini yaitu bertani jagung dilahan miliknya.
Siasat lain agar usahanya tetap berkembang meskipun harga bahan baku semakin mahal yaitu dengan menaikan harga makanan dan minuman per porsi. Selain itu beliau juga sering keluar kota untuk mencari inovasi baru demi perkembangan warung lesehannya. Seperti menu-menu baru dan perubahan tatanan warungnya.
Namun, pilahan bambu penyangga warung lesehan tersebut terlihat kurang kuat sehingga membuat pengunjung agak khawatir meski belum pernah terjadi tragedi di warung lesehan tersebut. Seharusnya warung lesehannya dibangun dari bahan-bahan yang keras seperti beton. Meskipun terdengar kurang unik lagi karena konstruksi bangunannya berubah namun setidaknya dapat menghilangkan cemas di hati pengunjung.
Komentar
Posting Komentar