Oleh : Fikri Abdi Putra
Pendidikan
merupakan salah satu hal fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan akar perubahan suatu
bangsa. Pendidikan dapat melihat bagaimana masa depan suatu bangsa. Pendidikan
zaman dahulu dengan pendidikan zaman sekarang berbeda. Pendidikan mengubah
pandangan atau pemikiran generasi mendatang. Pendidikan zaman sekarang atau
lebih dikenal dengan pendidikan zaman now menurutku mengalami kemunduran.
Kemunduran ini mungkin disebabkan oleh perkembangan zaman atau mereka dewasa
terlalu dini. Gadget tumbuh subur seperti layaknya jamur menjamur terus menerus
atau mungkin mudahnya orang tua memanjakan anak dengan menuruti semua keinginan
anaknya. Keinginan tersebut mungkin belum saatnya memiliki gadget, namun orang
tua dengan dalih kasihan mengabulkannya. Peristiwa tersebut seperti pisau.
Pisau merupakan alat yang bagus untuk memotong, namun jika diberikan kepada
anak yang belum saatnya maka pisau menjadi sesuatu yang membahayakan. Peristiwa
tersebut sama dengan telepon seluler atau Handphone
merupakan sebuah alat komunikasi untuk mempererat hubungan, namun jika
diberikan kepada anak yang belum saatnya maka Handphone tersebut bisa
membahayakan. Handphone dimana semua
akses internet bisa masuk tanpa disaring atau difilter. Hal tersebut menjadi tantangan bagi zaman now. Pendidikan
karakter itu merupakan suatu hal yang fundamental dimiliki oleh semua insan.
Pendidikan
Indonesia zaman dahulu ketika kita nakal mungkin akan dicubit oleh guru misal
ketika ada anak laki-laki yang nakal dicubit dibagian dada hingga membiru. Anak
itu diam dan gak berani melawan mungkin hanya bilang kepada orangtuanya. Reaksi
orang tua melihat dada yang biru tersebut cuman tanya kenapa?. Reaksi orangtua
cuman bilang syukurrr....!!! atau kapokkk.....!.Kalau kamu gak nakal gak
mungkin seperti itu. Jika hukumannya lebih berat mungkin dipukul rotan hingga
memar dan lagi-lagi jawaban orangtua tetap sama. Hukuman yang didapat mungkin
cuman menulis satu buku atau 100 lembar “Saya tidak akan mengulangi kesalahan
lagi”. Kita lihat atau telisik pendidikan zaman now jika suatu murid mengalami
kesalahan maka yang langsung di vonis gurunya yang salah tanpa melihat dari
sisi yang lain. Esok hari mendatangi gurunya dan melaporkan ke polisi. Miriss
sekali !!!.
Pendidikan
yang seharusnya menjadi cermin peradaban menjadi sebuah cermin buruk tanda
kerusakan bangsa. Zaman now pendidikan bukan malah maju malah mengalami
kemunduran dari sisi moral serta etika. Berita kemarin bobroknya pendidikan
dibuktikan dengan kematian seorang guru. Murid yang jelas salah cuman dijewer
tapi balasannya menanduk. Apakah tokoh bangsa Indonesia dulu menciptakan
pendidikan untuk berbuat kriminal?. Pendidikan zaman dahulu cuman menjadi
historia yang dilupakan. Etika dihilangkan moral diperdagangkan. Nasib bangsa
mau kemana?. Kewibawaan bangsa diperoleh dari etika, nilai serta moral sebuah generasi
penerus. Generasi penerus saja seperti itu, mau ditaruh mana muka Indonesia.
Pendidikan yang seharusnya menjadi mercusuar malah menjadi goa hitam pekat
tanpa cahaya. Zaman now dengan kebebasannya sudah melampaui batas. Anak-anak
muda seks bebas, narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya. Parahnya zaman now
muncul istilah LGBT atau kaum pelangi. Pendidikan seperti apa yang mereka
dapat?. Pendidikan karakter nasionalis dan agama harus digencarkan dan
ditekankan. Agama merupakan fundamentalis membentuk kepribadian suatu jiwa.
Pendidikan agamanya hanya sebagai pelengkap sebuah kurikulum maka jangan
salahkan moral, etika, serta nilai juga
bernilai nol. Perubahan pendidikan perlu ditingkatkan dengan perkembangan
internet yang semakin gencar- gencarnya. Internet tak peduli yang positif
maupun negatif. Anak-anak kita tidak punya sebuah filter (penyaring) hal tersebut. Mereka terhanyutkan oleh arus tak
tahu arah, pendidikan tidak membahas hal tersebut.
Pendidikan
bukan hanya soal membaca sehingga membuat menjadi pintar. Banyak orang pintar
disana tidak punya moral dan etika. Pendidikan moral harus dan wajib diberikan
sejak dini yang saat ini mulai terkikis oleh pengaruh teknologi. Pendidikan
moral mahasiswa juga tetap diberikan karena dengan mahasiswa sebagai agent of change bisa membuat gebrakan.
Dosen menganggap mahasiswa sudah tahu etika dan moral. Pernyataan tersebut
tidak sepenuhnya benar. Mahasiswa sekarang otaknya terkoneksi perkembangan
teknologi. Mahasiswa dulu mendapatkan pendidikan etika serta moral yang cukup
sebab orang tua dulu mengajarkannya serta sekolah mengedepankan tata krama.
Orang tua zaman now mereka sibuk dengan gadget dan main sosial media. Mereka
seakan tidak tahu serta membiarkan anaknya larut dengan ganasnya perkembangan
teknologi.
Orang
tua zaman now memanjakan anaknya secara berlebihan, masih TK sudah dibekali
gadget dengan dalih kasihan. Mereka tidak mengontrol kegiatan anaknya. Dalih
kasihan orangtuanya membuat lubang pemerosotan pendidikan moral dan etika
karena pengaruh teknologi. Teknologi membuat semua mudah dengan mengetik
ataupun berbicara langsung menemukan kata ataupun hal tersebut. Anak-anak
tersebut tidak tahu itu baik ataupun buruk.
Pendidikan bukan
hanya sebatas di Sekolah. Pendidikan yang hakiki terdapat bagaimana orangtua
itu di rumah dan mengajarkan apa?
Pendidikan zaman
now harus beriringan antara orang tua dan guru karena mereka terjebak di arus
teknologi. Mereka saling koneksi dan survive,
maka pendidikan kehidupan mereka sukse. Mereka tidak saling koneksi dan survive, maka mereka harus menanggung
kegagalan pendidikan kehidupan terlebih orang tua. Pendidikan merupakan hal
sakral dalam kehidupan. Logikanya pendidikan di rumah lebih ditekankan dengan
akhlak dan tutur kata orang tua daripada di sekolah. Orang tua hanya mendidikan
anak hingga 2-4 anak, sedangkan guru mendidikan puluhan mungkin ratusan anak.
Peran orang tua tersebut membentuk karakter kepribadian anak. Pendidikan zaman
now sungguh miris karena banyak generasi zaman now tidak mengenal pahlawan
mereka. Apakah generasi zaman now tahu Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien,
Kapitan Pattimura, Ki Hajar Dewantara?. Itu merupakan sebagian kecil daripada mereka.Mereka
hanya mengenal sedikit. Bagi generasi zaman now yang muslim. Apakah mereka
mengetahui Umar bin Khattab, Ikrimah bin Abu Jahal, Khalid bin Walid, ataupun
Muhammad Sallahu Alaiii Wassalam?. Mereka tidak tahu itu ataupun tahu hanya
sedikit. Mereka zaman now mungkin tidak tahu Perang Khandaq, Badar atau peristiwa
fenomenal nyata tentang Penaklukan Konstatinopel. Itu hanya sebagian kecil dari
sejarah. Lalu pertanyaannya pendidikan mereka terutama sejarah sudah sampai
mana?. Saya pernah menemukan di sosial media soal ujian tentang sinetron di
televisi atau nyanyian. Hal tersebut membuat miris atau soal tentang cinta-cinta untuk anak SD. Pendidikan zaman now perlu
peningkatan khusus disektor sejarah, agama, moral, etika maupun nilai
perjuangan dulu. Pendidikan zaman now yang perlu dibenahi adalah moralnya dan
pergantian kurikulum.
Pendidikan
laksana cahaya yang menuntun sebuah kapal mengarungi samudera luas. Pendidikan
bukan hanya sebuah kegiatan, namun lebih dari itu. Pendidikan merupakan media
untuk merubah sebuah keterpurukan dan agama serta moral adalah senjatanya.
Perubahan suatu
bangsa bukan dimulai dengan kecanggihan teknologinya, namun perubahan suatu
bangsa ditentukan oleh karakter pendidikan bangsa tersebut.
Komentar
Posting Komentar